Mohon tunggu...
Mustamsikin
Mustamsikin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mencintai dunia literasi, berhubungan dengan buku dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Madrasah Sebagai Jantung Peradaban Pesantren

24 Januari 2025   22:15 Diperbarui: 24 Januari 2025   22:14 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keberadaan sistem klasikal dengan kurikulum penunjang pasti, seperti madrasah diniyyah menjadi tonggak utama keilmuan sebuah pesantren yang utamanya mendalami ilmu agama berporos pada pengajaran kitab kuning. Pesantren dalam perkembangannya tidak bisa terpisahkan dengan sistem klasikal ini. Kendati dalam pesantren, kajian berbagai kitab juga diajarkan langsung secara bandongan oleh pengasuh pesantren.

Dengan sistem yang mapan dalam sebuah madrasah yang dimiliki sebuah pesantren mampu menghasilkan santri-santri militan. Khususnya bagi pesantren yang mengedepankan pendidikan dan pengajaran berbagai fan ilmu agama. Bukan pesantren yang mengutamakan ilmu kanuragan, perdukunan, maupun pasulukan.

Pesantren yang konsisten menangani perkembangan madrasah yang dimilikinya lah mampu terus eksis dalam koridor ta'lim wa ta'allum. Tanpa keseriusan memperhatikan sisi ini, maka pesantren cenderung terbatas segi fungsinya sebagai hunian para santri dengan sesekali kegiatan religi.

Bisa di katakan merosotnya madrasah menjadi penanda, terdegradasinya sebuah pesantren. Di sisi lain perlu diketahui madrasah bisa kokoh berdiri tanpa pesantren, tidak sebaliknya. Sebab tidak ada syarat siswa-siswi madrasah adalah santri bermukim di pesantren.

Kenyataan yang demikian teran menuntut pertahanan dari eksistensi madrasah dalam sebuah pesantren. Jika madrasah eksis maka sudah berang tentu kualitas santri akan dapat dipertahankan. Jika tidak, maka sedikit kemungkinan pesantren dapat berjalan sesuai tujuan dan fungsinya yang ideal.

Lalu bagaimana agar madrasah terus eksis? Ada beberapa langkah yang harus dioptimalkan, pertama sistem menejerial pemimpin madrasah. Kedua konsistensi dalam pengawasan. Apa yang harus di awasi? pengajar dan peserta didiknya. Dimulai dari sisi apa? Teladan pemimpin madrasah. Ketiga, konsisten menumbuhkan kepercayaan wali peserta didik, peserta didik dan pengajar. Caranya dengan serius menangani hal-hal yang telah disepakati. Keempat, meningkatkan kesejahteraan guru madrasah. Kelima, mengevaluasi proses kegiatan belajar mengajar dengan agenda yang teratur. 

Demikian sedikit gambaran posisi madrasah bagi sebuah pesantren yang khusus membidangi ta'lim wa ta'allum. Uraian di atas cukup mewakili keberadaan madrasah yang kini kurang menjadi perhatian di beberapa pesantren. Sebesar apapun nama sebuah pesantren kalau sisi ini kurang diperhatikan maka sakralitas nama sebuah pesantren lama kelamaan akan memudar.

Wallahu A'lam Bisshawab

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun