Mohon tunggu...
Mustamsikin
Mustamsikin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mencintai dunia literasi, berhubungan dengan buku dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Ibu Nyai Asrori Ibrohim Dalam Ingatan

16 Januari 2025   21:30 Diperbarui: 16 Januari 2025   21:27 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ibu Nyai Hj. Nurul Nasikhah Asrori atau Ibu Nyai Asrori merupakan istri dari KH. Asrori Ibrohim, pendiri sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesantren Panggung Tulungagung. Beliau adalah sosok hebat yang pernah penulis saksikan sendiri akan kebaikan-kebaikan beliau. Pun juga dirasakan oleh semua santri pondok. 

Dalam ingatan penulis semasa hidup Ibu Nyai Asrori--beliau wafat 3 Februari 2023--adalah sosok yang sangat ramah, santun,  murah senyum, sabar, rendah hati dan dermawan. Welas asih beliau kepada santri tidak diragukan lagi. Kasih sayang terhadap santri juga menjadi kenangan tersendiri termasuk penulis. 

Ibu Nyai Asrori santun kepada setiap santri. Lebih-lebih santri yang menjadi pengurus pesantren. Utamanya yang sering menjadi pengganti imam salat  jamaah di mushola pesantren. Santri tipe inilah yang sering mendapat perlakuan istimewa dari Ibu Nyai. 

Kelebihan lain yang dimiliki oleh Ibu Nyai adalah murah senyum. Pemandangan ini bisa sangat jelas ketika beliau menemui tamu. Semua tamu merasakan air wajah beliau begitu nampak tersenyum. Senyum beliau bukan senyum buatan, senyum natural dari wajah yang selalu memancarkan sinar keteduhan. 

Sifat beliau yang paling menonjol dari yang lain adalah sabar. Penulis meyakini tidak banyak sosok perempuan penyabar sesabar beliau menghadapi santri. Tidak pernah penulis saksikan beliau marah kecuali hanya beberapa saat. Kalau pun marah hal itu sangat terpaksa dan terjadi hanya beberapa saat saja. Santri yang kala itu kurang lebih seratus lima puluh menyaksikan sendiri sifat sabar yang beliau tunjukkan. 

Kesabaran bukan hanya nampak saat menghadapi santri yang bandel, namun juga ketika ketika membangunkan santri. Era tahun 2012, menjadi saksi bahwa beliau keliling ke bilik santri yang bersebelahan dengan mushola sembari mengatakan "salat-salat" berulang kali. 

Sifat sabar inilah yang nampaknya kemudian menjadikan teladan putra-putri beliau. Semua putra-putri beliau mirip-mirip dalam hal kesabaran. Terlebih putri beliau yang pertama Ibu Hj. Siti Aisyah (Bu Is) yang penulis sendiri pernah ikut menjadi penjaga toko beliau. Putri yang mirip dengan Ibu Nyai dalam sabarnya. 

Sifat sabar biasanya erat hubungannya dengan rendah hati. Siapa yang sabar pasti juga akan rendah hati begitu sebaliknya. Sifat seperti ini juga dimiliki oleh Ibu Nyai. Semua santri merasakan hal ini, termasuk penulis. Bahkan saking rendah hati beliau dengan sopan pernah menyuruh penulis menjadi pemimpin doa awal dan akhir tahun saat pergantian tahun Hijriah bersama para santri di mushola. 

Belum lagi kalau menjadi tamu beliau, pasti akan dilayani dengan baik oleh beliau sendiri. Siapapun tamunya akan disuruh mengambil makanan yang wadahnya sudah beliau pegang dan beliau bukan sendiri tutupnya. Sambil berkata "monggo-monggo" dalam bahasa Jawa yang berarti silahkan-silahkan. Beliau tidak lekas menurunkan wadah jajanan kalau tamu belum mengambilnya walau sedikit. 

Sepadan dengan sifat sabar yang Ibu Nyai miliki, kedermawanan beliau tidak dapat dipungkiri oleh santri. Mulai memberi makan santri kalau kediaman beliau sedang berlebihan nasi, hingga memberikan buka puasa sunah secara gratis kepada seluruh santri. 

Untuk menggambarkan kedermawanan beliau setidaknya dua hal dalam ingatan penulis. Pertama, memberi suka rela dalam hal makanan. Kalau tidak beliau panggil para santri khususnya pengurus beliau akan minta salah satu santri mengeluarkan makanan siap santap dari dapur beliau ke sebelah selatan mushola pesantren. Momentum seperti itulah yang menjadi kenangan para santri hingga sudah tak lagi berada di pesantren. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun