Mohon tunggu...
Mustamsikin
Mustamsikin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mencintai dunia literasi, berhubungan dengan buku dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Potret Kebaikan Ibu Nyai Asrori Ibrohim, Kesan Doa Bersama Mendak Kedua

3 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   09:58 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kegiatan doa bersama Kamis 2 Januari 2024 dalam rangka haul atau Mendak (Bahasa Jawa) Kedua dari wafatnya Ibu Nyai Hj. Nurul Nasikah semalam, mengingatkan sosok luar biasa. Sosok penyabar lagi dermawan. Ibu dari santri- santri Panggung sekaligus pengasuh pesantren yang luar biasa. 

Terhitung dari kemarin, kurang lebih dua tahun Ibu Nyai Nurul Nasikah atau Ibu Nyai Asrori Ibrohim, pengasuh Pon. Pes. Panggung Tulungagung, meninggalkan kita semua. Hari Jumat Kliwon 3 Februari 2023 yang lalu beliau kembali ke haribaan Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Ibu Nyai Nurul Nasikhah merupakan istri dari KH. Asrori Ibrohim pendiri sekaligus pengasuh pertama Pon. Pes. Panggung Tulungagung. Ibu Nyai, menjadi pengasuh ketiga pesantren Panggung setelah KH. Syafi'i Abdurrohman yang masih terbilang adik ipar dari Kiai Asrori. 

Sosok Ibu Nyai Asrori terbayang terang dalam ingatan penulis saat mengikuti kegiatan doa bersama kemarin. Keramahan, kesantunan, kesabaran dan kedermawanan beliau. Beliau ramah tidak hanya kepada sesama tapi juga kepada yang lebih muda. 

Ibu Nyai Asrori merupakan sosok yang sangat santun. Seringkali para santri menyaksikan kesantunan beliau. Beliau-beliau tak segan untuk menyapa dengan bahasa Jawa halus atau kromo. 

Di samping Ibu Nyai adalah sosok yang santun beliau orang yang sangat penyabar. Hampir tidak pernah beliau nampak marah, dengan perilaku santri yang tak jarang menjengkelkan. Beliau sering dengan sabar membangunkan santri yang masih terlelap tidur saat azan subuh sudah dikumandangkan.

Selain beberapa sifat terpuji di atas, sifat yang paling membuat penulis hingga kini terus merasa berhutang budi adalah kedermawanan beliau. Beliau sosok yanh super dermawan, utamanya dalam hal memberi makan santri. 

Hampir-hampir setiap hari santri disuruh makan di dapur Ibu Nyai. Entah banyak atau sedikit santri akan nampak lalu lalang keluar masuk dapur kediaman Ibu Nyai. Kalau santri malu masuk ke dapur, nampan makanan akan di bawa keluar. 

Kedermawanan beliau juga sangat nampak ketika hari-hari yang disunahkan puasa. Sering kali beliau mengingat untuk santri berpuasan hingga memberi hidangan buka. Tak kurang dari sertis santri mendapatkan makan buka gratis dari beliau. 

Selain makan, wujud kedermawanan ibu nyai juga sering memberi diskon berlebih ketika santri membeli kitab ke toko beliau. Toko kitab Mu'awanah yang melegendaris. Selaras dengan jiwa penolong Ibu Nyai. 

Pendeknya tulisan ini tidak mungkin mampu menggambarkan kebaikan-kebaikan Ibu Nyai. Tulisan ini pun hanya sekelumit dari sudut terkecil yang dapat penulis potret dari kebaikan Ibu Nyai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun