Mohon tunggu...
Kelompok 4 Auditing Dasar
Kelompok 4 Auditing Dasar Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa/Institut Agama Islam Parepare

Kami Civitas Akdemika dari Institut Agama Islam Parepare yang hobinya membaca dan menulis, Salam literasi * Nurani * Sartika * Fatimah Nurfaidah * Muhammad Sura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa IAIN Parepare Menyebutkan Hadirnya Baitulmaal di Kota Parepare Merupakan Wujud dari Filantropi Islam

24 Oktober 2022   11:51 Diperbarui: 24 Oktober 2022   12:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia Saat ini gencar-gencarnya menumbuhkan, membangun serta menjaga Perekonomian demi meraih cita-cita menjadi Negara maju dan Sejahtera. Meski tantangan globalisasi ada silih berganti, indonesia selalu mampu menunjukkan kekuatan dan ketahanan yang cukup baik. Kerjasama, Kerja keras dan Optimisme yang terus ada dan terus membangun membuat Negeri ini berhasil dalam menghadapi Krisis Global, tentunya juga Indonesia belajar dari pembelajaran yang telah terjadi sebelumnya.

Baru-baru ini, kehadiran pandemi Covid-19 memberikan tantangan baru untuk Indonesia, Situasi luar biasa ini tentunya membuat kita mengalami derita dan masalah yang sama selama beberapa tahun terakhir ini. Pandemi bukan hanya memberikan penyakit dari sisi kesehatan tetapi juga berdampak pula pada berbagai bidang kehidupan, khususnya di sisi sosial dan Ekonomi.

Pengaruh dari pandemi Covid-19 membuat kita terdorong bersama-sama dalam mengulurkan tangan untuk saling bahu-membahu. Oleh sebab itu, Munculnya Pandemi Covid-19 ini muncul pula komunitas yang bergerak dalam Kemanusiaan pada saat pandemi ini melandah, salah satunya Baitulmaal Munzalan Indonesia khususnya di kota Pare-pare yang baru ada dari 5 bulan yang lalu (Dilansir dari Channel Yt Baitulmaal Munzalan indonesia Tv) https://youtu.be/smsQ3COSxO

Pada Masa Rasulullah baitulmaal sebagai penbendaharaan negara, yang dijadikan sebagai cadangan darurat dibawah pimpinan Khalifah Umar bin khattab yang pada dasarnya bertujuan untuk membantu masyarakat pada masa itu. Terdapat persamaan antara Baitulmaal pada masa Khalifah dan beberapa baitulmaal yang ada pada saat ini yaitu menghimpun dan mengelola harta ibadah seperti Zakat, infak sedekah, wakaf dll.


Baitulmaal pada masa Rasulullah menjadi sumber referensi bagi lembaga baitulmaal pada saat ini tentunya untuk menyejahterakan rakyat seperti memberi makan santri, anak yatim piatu, janda, fakir miskin, anak terlantar dan masih banyak lagi.

Banyaknya lembaga Baitulmaal merupakan bentuk kesuksesan yang nyata bahwa Sahabat-sahabat Rasulullah sudah menjadi tokoh teladan bagi Umat Muslim di indonesia khususnya juga di kota Parepare.

Nuraini, dari Civitas Akademika IAIN Parepare mengatakan bahwa Semakin banyak Lembaga Baitulmaal di kota Parepare merupakan jembatan pemopang dalam menghidupkan rakyat-rakyat yang tidak mampu sehingga kemakmuran dan kesejahteraan akan tercapai dan juga akan membantu mencapai visi misi dari negara.

Hadirnya Baitulmaal Munzalan indonesia di kota Santri Parepare sudah menjadi bukti nyata adanya pengaruh Filantropi Islam terhadap kesejahteraan umat.

Tasmin Hamid, Wakil Ketua DPRD Kota parepare mengatakan bahwa hadirnya Baitulmaal Munzalan indonesia dikota Santri parepare, membuka pintu cakrawala dakwah bagi masyarakat, Zakat, infaq, sedekah dan wakaf mejadi jembatan amal sholeh dari orang baik untuk orang baik. (Dilansir dari Channel youtube Baitulmaal Munzalan Indonesia).

Lembaga Baitulmaal bukan hanya Baitulmaal Munzalan indonesia saja, tetapi adapula Baitulmaal wa Tamwil. Kedua lembaga tersebut memiliki konsep yang berbeda terutama fungsinya, Konsep maal yang lebih mengarah pada fungsi sosial lahir dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat muslim dalam hal menghimpun dan menyalurkan dana untuk zakat, infak dan shadaqah (ZIS) secara produktif. Sedangkan konsep tamwil yang lebih mengarah pada fungsi bisnis lahir untuk kegiatan bisnis produktif yang murni untuk mendapatkan keuntungan dengan sektor masyarakat menengah ke bawah (mikro).

Fakta yang ada di lapangan menunjukkan banyak BMT yang tenggelam dan bubar. Beberapa data menunjukkan di daerah-daerah tertentu keberadaan BMT cukup memprihatinkan, Kondisi tersebut dikarenakan ketimpangan fungsi utama BMT, antara Baitul maal dan Baitul tamwil.

Penulis: Muhammad Sura, dkk

Penyunting: NurAini

Editor: Fatimah nurfaidah

Reporter: Sartika

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun