Mohon tunggu...
Siti Anwaroh
Siti Anwaroh Mohon Tunggu... Mahasiswi | Menyukai literasi dan sastra

Iqro' (Bacalah) Wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW berhasil memotivasi dan menjadikan saya menyukai dunia literasi, dari membaca tak jatuh jauh dari menulis yang kemudian hobi ini membawa saya bergabung di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mudik Nebeng Alwi Johan dan Kecemasan Netizen, Apakah Berlebihan?

24 Maret 2025   22:41 Diperbarui: 24 Maret 2025   22:41 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Instagram Alwi Johan Yogatama (@alwijo)

Content creator Alwi Johan Yogatama kembali menggemparkan media sosial dengan melanjutkan tradisi mudik nebeng seperti tahun lalu. Namun, ada hal lain yang menarik perhatian publik selain perjalanannya, yaitu kekhawatiran netizen terhadap keselamatannya. Sebenarnya, apa yang membuat netizen begitu waspada?

Alwi Johan dikenal sebagai content creator yang gemar membahas buku, terutama buku-buku dengan nuansa politik sayap kiri. Ia kerap mengulas karya-karya tokoh terkemuka seperti Pramoedya Ananta Toer dan tak ragu menyuarakan kritik terhadap pemerintah. Setelah pengesahan RUU TNI yang dinilai membatasi kebebasan berpendapat, Alwi semakin vokal dalam menyuarakan pandangannya.

Kritiknya terhadap pemerintah menimbulkan reaksi di kalangan netizen. Saat ia mengunggah rencana mudiknya di media sosial, banyak komentar yang mengkhawatirkan keselamatannya. "Harus kita pantau, takutnya hilang" tulis salah satu pengguna Instagram di kolom komentar @alwijo. Kekhawatiran ini bukan sekadar lelucon, komentar tersebut mencerminkan fenomena sosial yang lebih besar yaitu menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah dan meningkatnya anggapan bahwa negara semakin otoriter.

Pemerintah dianggap tidak mendengarkan suara rakyat yang menolak revisi Undang-Undang TNI, yang pengesahannya dilakukan secara tertutup oleh DPR RI. Masyarakat juga cemas dengan potensi kembalinya dwifungsi TNI, sebuah kebijakan masa lalu yang dinilai dapat mengancam demokrasi. Demonstrasi menentang kebijakan RUU TNI telah berlangsung di berbagai kota seperti Malang, Surabaya, dan Bandung, tetapi respons aparat yang dianggap represif semakin memperkuat ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Di tengah situasi ini, Alwi Johan, sebagai sosok yang vokal dalam mengkritik pemerintah, dianggap oleh sebagian netizen berisiko menghadapi tekanan atau bahkan ancaman. Namun, hingga saat ini, ia masih dalam kondisi baik dan tidak mengalami kendala apa pun.

Fenomena ini membawa kita pada satu pertanyaan besar: Apakah kita masih memiliki ruang untuk berbicara secara bebas, atau justru mulai takut untuk bersuara?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun