Mohon tunggu...
Fact Checker UI
Fact Checker UI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UKM Fact Checker Universitas Indonesia

Fact Checker Universitas Indonesia adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang literasi digital dan periksa fakta. UKM ini telah berdiri sejak tahun 2020 dan memiliki tujuan sebagai forum untuk mahasiswa melakukan kegiatan periksa fakta, mengedukasi publik, dan mengurangi penyebaran hoaks di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis atau Peluang? Dampak Kemenangan Trump di Pemilu AS Tahun 2024 Bagi Kerja Sama RI - AS

27 November 2024   22:27 Diperbarui: 27 November 2024   22:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2024 menandai babak baru dalam dinamika politik global. Dengan pendekatan kebijakan luar negeri yang berorientasi pada kepentingan domestik, Trump diprediksi akan mengadopsi strategi yang lebih tegas terhadap mitra dagang dan aliansi internasional, termasuk Indonesia (Harvard Gazette, 2024). Pertanyaan yang muncul adalah apakah hal ini akan menjadi krisis atau justru peluang untuk memperkuat hubungan kedua negara?

Kebijakan luar negeri Trump dikenal dengan sikap proteksionis yang memprioritaskan kepentingan nasional AS. Dalam konteks Asia Tenggara, pemerintahan Trump sebelumnya mengurangi fokus pada ASEAN dan mengutamakan hubungan bilateral dengan negara-negara tertentu, seperti Vietnam, dalam kerangka perdagangan (Institute for Business in Global Society, 2024). Pemerintahan Trump 2.0 kemungkinan besar akan melanjutkan pendekatan ini dengan lebih sedikit perhatian terhadap hubungan multilateral, yang dapat memengaruhi posisi Indonesia sebagai anggota ASEAN. Di sisi lain, Trump juga diperkirakan akan memperkuat kebijakan anti-China, yang dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan AS di sektor pertahanan dan keamanan di tengah ketegangan di Laut China Selatan (Harvard Gazette, 2024).

Selama masa jabatan sebelumnya, Trump menerapkan tarif tinggi pada mitra dagang, yang memengaruhi rantai pasok global (Johns Hopkins Hub, 2024). Jika kebijakan serupa diterapkan kembali, Indonesia harus menghadapi potensi dampak pada ekspor produk seperti tekstil dan elektronik. Namun, pendekatan Trump yang berorientasi pada restrukturisasi rantai pasok global juga dapat menjadi peluang untuk menarik investasi AS ke sektor manufaktur di Indonesia. Sebagai mitra dagang utama di Asia Tenggara, Indonesia memiliki posisi strategis untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan yang lebih menguntungkan. Dukungan AS terhadap pengembangan infrastruktur digital melalui program seperti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) juga dapat membuka peluang baru bagi Indonesia (Institute for Business in Global Society, 2024).

Dalam kebijakan pertahanannya, Trump berfokus pada pengurangan keterlibatan AS di konflik global dan mendorong mitra regional untuk meningkatkan kapasitas pertahanan mereka sendiri. Indonesia, sebagai negara dengan posisi strategis di Indo-Pasifik, dapat memanfaatkan tren ini untuk memperkuat kerja sama di bidang keamanan maritim dan pengembangan teknologi militer. Namun, kebijakan Trump yang cenderung mengurangi dukungan terhadap aliansi multilateral seperti NATO dan ketidakpastian terhadap komitmen AS di kawasan dapat menimbulkan risiko geopolitik (Harvard Gazette, 2024). Indonesia perlu memperkuat diplomasi regional untuk memastikan stabilitas di kawasan, terutama dalam menghadapi peningkatan aktivitas militer China.

Pemerintahan Trump diperkirakan akan memperkuat pendekatan unilateralis dalam diplomasi global, termasuk isu-isu seperti perubahan iklim. Penarikan AS dari perjanjian lingkungan internasional di masa lalu menunjukkan bahwa kerja sama di bidang ini dapat menjadi tantangan bagi Indonesia (Johns Hopkins Hub, 2024). Namun, ada peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam forum internasional sebagai pemimpin di kawasan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.

Kemenangan Trump 2024 membawa risiko dan peluang bagi hubungan RI-AS. Dalam menghadapi perubahan kebijakan yang signifikan, Indonesia harus mengambil langkah proaktif untuk menjaga keseimbangan kepentingan ekonomi, keamanan, dan diplomasi. Pemerintah Indonesia perlu mengoptimalkan peran diplomasi ekonomi untuk memanfaatkan peluang investasi, memperkuat kerja sama keamanan regional, dan mendorong keterlibatan AS dalam isu-isu global yang relevan bagi kawasan. Dengan pendekatan strategis yang adaptif, Indonesia dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk memperkuat posisi sebagai mitra strategis utama AS di kawasan Indo-Pasifik.

DAFTAR PUSTAKA

Harvard Gazette. (2024). What's ahead for U.S. foreign policy in 'Trump 2.0'?. Harvard Gazette. https://news.harvard.edu/gazette/story/2024/11/what's-ahead-for-u-s-foreign-policy-in-trump-2-0/

Johns Hopkins Hub. (2024). Key takeaways from Trump's presidential election victory. Johns Hopkins University. https://hub.jhu.edu/2024/11/trump-presidency-impact-analysis/

Institute for Business in Global Society. (2024). How the 2024 election will shape the US-China relationship. Harvard Business School. https://www.hbs.edu/institute-for-business-global-society/2024-election-us-china-relationship

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun