Mohon tunggu...
Fact Checker UI
Fact Checker UI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UKM Fact Checker Universitas Indonesia

Fact Checker Universitas Indonesia adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang literasi digital dan periksa fakta. UKM ini telah berdiri sejak tahun 2020 dan memiliki tujuan sebagai forum untuk mahasiswa melakukan kegiatan periksa fakta, mengedukasi publik, dan mengurangi penyebaran hoaks di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hoaks dan Berita Bohong di Era Kecerdasan Buatan

2 Juni 2023   23:23 Diperbarui: 2 Juni 2023   23:41 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: eenewseurope.com (Gambar tidak terkait dengan kasus yang diangkat, melainkan hanya ilustrasi dari teknologi deepfake)

Teknologi merupakan salah satu cabang ilmu yang paling pesat perkembangannya. Salah satu contoh konkret perkembangan teknologi yang pesat adalah munculnya AI atau Artificial Intelegent. AI merupakan kecerdasan buatan yang memanfaatkan konsep kognitif pada manusia sebagai landasan pemrograman AI. Dilansir dari situs dicoding.com, AI dirancang untuk dapat berpikir seperti halnya manusia hingga dapat menghasilkan output sesuai perintah. Oleh sebab itu, AI dapat menjarah ke berbagai macam bidang pekerjaan manusia, mulai dari pembuatan gambar, suara, teks, hingga editing film.

Namun, sebagaimana dunia bekerja, segala sesuatunya pasti memiliki nilai baik dan buruk, termasuk AI. Mudahnya akses AI dalam menghasilkan output sesuai perintah mempermudah pula pengalihan informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Hal itu berdampak kepada tingkat kebenaran informasi yang dihasilkan oleh AI. Seperti yang kita ketahui, globalisasi mempermudah oknum untuk menyebarluaskan berita bohong. Sejalan dengan itu, munculnya AI menjadi media yang paling sesuai untuk merancang berita bohong/hoax.

Cara penyebaran hoaks dan berita bohong

Hoaks dapat tersebar melalui berbagai cara. Beberapa cara penyebaran hoaks dan berita bohong yaitu:

1.     Media Sosial: Hoaks seringkali menyebar dengan cepat melalui platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya. Orang-orang dapat membagikan informasi palsu atau menyesatkan tanpa memverifikasi keasliannya, sehingga menyebabkan penyebaran hoaks secara masif. Terutama saat berita bohong tersebut diunggah oleh akun dengan pengikut yang banyak, atau bahkan public figure.

2.     Aplikasi Pesan: Hoaks dapat dengan cepat menyebar melalui aplikasi pesan seperti WhatsApp, Telegram, dan lainnya. Hoaks sering dibagikan dalam grup tertutup atau diteruskan oleh individu, yang menyebabkan penyebaran yang luas. Hal ini  biasanya terjadi karena seseorang cenderung akan mempercayai bahwa apa yang disebarkan di dalam grup tersebut adalah hal yang benar karena rasa percaya, akibatnya berita tersebut diteruskan lagi tanpa diperiksa kebenarannya.

3.     Situs Web dan Blog: Hoaks dapat berasal dari situs web atau blog yang menyebarkan informasi palsu. Platform-platform ini dapat menghasilkan lalu lintas yang signifikan dengan memanfaatkan rasa ingin tahu atau hasrat orang akan berita sensasional.

4.     Dari mulut ke mulut: Hoaks dapat menyebar melalui perbincangan sehari-hari secara langsung. Orang-orang mungkin membagikan informasi palsu dengan keluarga, teman, atau rekan mereka, tanpa menyadari ketidakaslian informasi tersebut.

Di era digital ini, hoaks kerap kali tersebar melalui media sosial dengan berbagai rupa, dimulai dari cuitan twitter sampai video berdurasi cukup panjang yang tersebar di kanal youtube ataupun facebook. Umumnya kita mengira bahwa dalang dari penyebaran hoaks tersebut adalah manusia, tetapi nyatanya tidak hanya manusia saja yang dapat menyebarkan hoaks. Pada pandemi covid-19 kemarin, banyak berita hoaks mengenai covid-19 yang tersebar secara cepat, contohnya sumber covid-19 dan cara untuk mengobatinya. Hal ini dapat terjadi dengan adanya keberadaan bot, terutamanya di twitter. Bot sendiri diartikan sebagai akun yang bertindak secara otomatis. Akibatnya, suatu informasi dapat tersebar secara cepat di internet termasuk hoaks dan berita bohong. Peranan bot dalam penyebaran berita hoaks, dapat berupa:

·        Penyebaran Klaim Tidak Benar: Bot dapat digunakan untuk menyebarkan klaim palsu, bot juga dapat memperkuat penyebaran informasi yang tidak benar dengan memperbanyak konten tersebut di media sosial dan mempengaruhi opini publik.

·        Mempertajam Kontroversi dan Polaritas: Bot seringkali digunakan untuk mempertajam kontroversi, bot digunakan untuk menyerang pendapat yang berbeda, memperkuat narasi tertentu, atau bahkan menciptakan konflik yang lebih besar dalam diskusi online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun