Mohon tunggu...
Lita Tania
Lita Tania Mohon Tunggu... Lainnya - Student
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Student in Indonesia University of Education

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Meniadakan Seorang Demi Seekor

13 Juli 2020   00:43 Diperbarui: 13 Juli 2020   07:26 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

            Dibalik kesuksesan pertunjukkan ini, selain aktor sebagai unsur pembangun cerita, ada juga orang-orang hebat dibelakang yang menyukseskan pementasan ini. Seperti tim produksi, dan tim pementasan. Tim Produksi tersebut dimulai dari Fitria Rahmawati sebagai Pimpinan Produksi, Mega Yuliana sebagai Sekretaris, Cyndita Dwitami sebagai Bendahara, Putri, R, dan Indah Dewi sebagai divisi Acara, Mega Y, dan Nisa R sebagai divisi Humas, M. Hilwan sebagai divisi PDD, Hana Luthfia sebagai divisi Konsumsi, dan Nida Ariska sebagai divisi Danus.  Sedangkan Tim Pentas tersebut dimulai dari Ayip Saepudin sebagai Sutradara, Diyana Mareta sebagai Stage Manager, Nisa R sebagai Literatur, Fikri, N, sebagai Artistik, Rendi dkk, sebagai Tata Lampu, Risma Wati dan Alya Syafira sebagai Tata Rias dan Busana, serta Jundun dkk sebagai Tata Musik.

            Pementasan drama berjudul "Kisah Cinta dan Lain-Lain", memiliki tema yang berlingkup pada kehidupan sosial masyarakat. Hal ini didasari dari dialog-dialog yang mencoba membahas mengenai permasalahan atau realita yang ada di masyarakat. Seperti, melemahnya rasa kemanusiaan terhadap sesama manusia. Meskipun disatu sisi sangat kuat sekali rasa kemanusiaan terhadap hewan peliharaan tersebut muncul tetapi itu merupakan suatu hal yang sangat berlebihan. Selain itu, ditampilkan juga mengenai kehidupan seorang pembantu dan sopir yang menjalin cinta dan melupakan pasangan hidupnya, bahkan melupakan anaknya, serta seorang sopir yang menghamili wanita diluar pernikahan. Realita-realita tersebut digambarkan secara utuh dan kompleks, sehingga membuat penonton dapat menafsirkan akan kesatuan tema tersebut.  

            Tokoh dalam drama pementasan ini yaitu, pertama tokoh Nyonya yang memiliki pribadi sangat unik. Ia sangat penyayang tetapi tidak dapat membatasi seberapa wajar tingkat kesayangannya itu. Selain itu, ia juga memiliki sifat tidak pantang menyerah, egois, penuh ambisi serta berlebihan. Terlihat pada kutipan berikut "Saya sendiri tidak menyangka bahwa Toni akan secepat ini meninggalkan saya... Toni sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri... (menangis parah)". Dari petikan tersebut sangat terlihat jelas dan menandakan bahwa Nyonya sangatlah sayang kepada anjingnya, tetapi juga hal itu sangat berlebihan karena telah menganggap anjing seperti anaknya sendiri. Hal ini jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sangatlah tidak baik karena terlalu mengedepankan apa yang diinginkan tanpa melihat sisi lainnya.

            Kemudian tokoh Tuan yang memiliki pribadi sangat baik, penyayang, penuh perasaan dan penyabar. Terlihat pada cuplikan dialog berikut ini "Nyonya: ada apa Pap. Rupanya sejak tadi kau tidak berdo'a. kau kejam Pap. Kau tidak punya rasa kasihan. Kau tidak punya rasa peri kemanusiaan. Tuan: Mam, Kau jangan salah paham. Nyonya: Kau sungguh-sungguh kejam. Apa beratnya permintaan ini. Tuan: Sayang, sekali lagi aku bilau kau jangan salah terima, terus terang saya tidak tega melihat kau semakin berduka. Wajahmu begitu kusut hanya karena memikirkan Toni". Dari cuplikan dialog itu tergambar bahwa Tuan Manto sangat sabar kepada istrinya.

            Tokoh Otong dan Willem turut hadir untuk mendukung jalannya cerita. Otong dan Willem digambarkan sebagai tokoh yang setia kepada majikan. Mereka merupakan seorang yang penurut kepada majikannya. Terbukti dalam setiap adegan, mereka selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh majikannya itu, sekalipun tindakan tersebut sangatlah tidak realistis. Misalnya, ketika mereka diminta untuk mengundang orang-orang dan wartawan untuk mengadakan jumpa Pers demi kematian seekor anjing. Jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, hal ini merupakan hal yang tidak masuk akal dan sangat berlebihan. Tetapi atas kesetiaannya kepada sang majikan,  mereka menuruti apa yang diminta oleh majikannya itu. Walaupun disatu sisi mereka juga tidak setia terhadap pasangannya masing-masing, karena mereka menjalani suatu hubungan gelap.

            Tokoh-tokoh lain yang turut membantu jalannya cerita sehingga menjadi lebih berwarna yaitu munculnya tokoh Dokter, Profesor Marjo, Dukun, Nyonya Dewi, Nyonya Situmorang, dan Wartawan dihadirkan oleh Arifin dengan memiliki fungsinya sendiri. Mereka semua adalah tokoh-tokoh yang juga menaruh simpati terhadap Toni. Tokoh-tokoh tersebut sebagian mewakili kehidupan realita pada zaman sekarang ini.

            Cerita ini berlatar Jakarta di era tahun 80-an. Ruang untuk bermain dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian ruang tamu di mana Tuan dan Nyonya Manto menerima tamu seperti dokter, profesor, dukun, dan dua kerabat perempuannya. Lalu ruang belakang yang merupakan kamar Toni. Adapun latar waktu dalam drama ini yaitu siang hari. Hal itu terlihat pada saat Tuan Manto menyambut kedatangan Profesor Marjo.

            Terdapat amanat yang tersirat dalam pementasan ini. Amanat yang coba ditampilkan yaitu mengenai para Pejabat atau Jutawan untuk tidak teralu berlebihan terhadap apa yang mereka miliki dan lebih memikirkan lagi bahwa dibawah mereka ada lagi yang harus diperhatikan apalagi soal kepedulian terhadap sesama manusia. Bagi semua kalangan, bahwasanya segala apa yang sudah dikehendaki oleh Tuhan akan pasti terjadi. Semua makhluk tidak bisa memungkiri akan kekuatan tersebut.

            Pementasan drama ini memiliki beberapa nilai kehidupan yang memberikan gambaran kepada pembacanya. Nilai-nilai tersebut seperti nilai sosial, religius, budaya, dan politik. Nilai sosial yang terdapat dalam pementasan ini mengenai sebuah kondisi masyarakat saat ini yang semakin berkurang rasa kemanusiaan terhadap individu lain. Nilai religius dalam pementasan drama ini terlihat ketika Dokter dan Dukun mengatakan bahwa mereka harus meminta pertolongan kepada Tuhan dengan berdoa sebanyak-banyaknya. Lalu nilai budaya yang tercermin dalam pementasan drama ini yaitu budaya masyarakat yang berlebihan terhadap sesuatu yang sedang dibicarakan. Terakhir, nilai politik dalam pertunjukkan ini banyak menyinggung mengenai  kehidupan mewah para pejabat sehingga hal sepele bisa menjadi suatu hal yang besar.

            Tim artistik menghadirkan ruang dan dandanan yang mampu menunjukkan bahwa cerita ini berlangsung pada tahun 80-an, dan dapat memberikan gambaran melalui lukisan foto yang dipajang diruang tamu, bahwa Toni merupakan anjing berjenis bulldog. Tetapi terdapat hal yang sangat disayangkan, yaitu muncul dari tim tata rias dan busana yang menggambarkan  karakter nyonya yang mukanya sudah di make-up tua, namun kakinya masih bersinar seperti kaki remaja. Lepas dari itu, busana yang digunakan oleh para aktor sesuai dengan peran dan keadaan tokoh masing-masing.

            Tim Musik yang mengambil tema musik jazz sangat menunjang keberhasilan pementasan ini. Alunan musik yang tepat membuat penonton terhanyut dalam suasana tersebut. Musik jazz ini dimainkan dengan alat musik gitar, bass, cajon, dan shaker. Tim musik ini juga berhasil dalam menghasilkan suara bunyi tiruan. Bunyi tersebut ialah bunyi suara anjing. Alasan bunyi itu dimunculkan karena dalam pementasan drama ini tidak menghadirkan seekor anjing yang sesungguhnya, dan menghadirkannya lewat bunyi suaranya saja. Bunyi tersebut diperankan oleh Rafqi. Adapun, tata lampu yang tepat membuat suasana disetiap adegan menjadi hidup. Misalnya lampu berwarna merah akan muncul ketika suasana sedang mengecam, dan kondisi yang penuh amarah. Sedangkan lampu berwarna biru yang hadir ketika terjadi suasana yang mengharukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun