Mohon tunggu...
Batara Sianipar
Batara Sianipar Mohon Tunggu... Game Developer -

Apakah itu penting? Hanya yang ingin belajar dalam banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Memancing di Air Keruh, Syukur-syukur Dapat Ikan....

24 Agustus 2015   18:32 Diperbarui: 24 Agustus 2015   18:34 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertahun-tahun yang lalu, ayahku sering sekali memancing ikan ke sungai yang mengalir dekat dengan kampung kami. Saat matahari terbenam, ayah pulang membawa ikan lele, pora-pora dan ihan (ikan Batak yang dulu masih banyak di sungai-sungai di daerah Tapanuli namun sekarang sudah sangat sulit ditemukan). Kadang-kadang ayah juga memancing ke Danau Toba dan membawa pulang ikan mujahir atau ikan mas.

Aku adalah orang yang paling sering mendapat tugas membersihkan ikan hasil tangkapan ayah. Membelah perutnya dan membuang isinya. Kemudian setelah dibasuh beberapa kali dengan air, kemudian digarami dan pekerjaan berikutnya adalahnya menggorengnya atau memasaknya dengan rempah-rempah. Dan tugas itu tentunya akan dilakukan ibu.

Dan akhirnya makan malam akan ditemani dengan ikan hasil tangkapan ayah. Renyah, gurih dan nikmat.

Tapi ada satu hal keinginanku yang tak pernah tercapai. Diajak oleh ayah memancing bersama-sama. Dulu, itu menjadi sebuah angan-anganku. Ingin tahu rasanya bagaimana memancing ikan. Memilih tempat melemparkan mata kail yang telah dibuat umpannya. Apakah ada teknik khusus agar umpan disambar ikan. Dan menunggu dengan sabar hingga ikan menyambar umpan.

Mungkin memancing ikan di sungai atau di danau rasanya akan menyenangkan.

Tapi bagaimana kalau memancing di air keruh? Soalnya, akhir-akhir ini banyak sekali orang-orang yang bermunculan atau organisasi-organisasi atau LSM-LSM gadungan yang memancing di air keruh. Ada yang menganggap dirinya sebagai kuasa dari warga Kampung Pulo, namun muncul lagi orang lain yang menganggap dia bukan kuasa dari warga Kampung Pulo.

Ah, kenapa bangsa ini terlalu sering memancing di air keruh? Apakah karena Sungai Ciliwung yang keruh atau memang karena tidak ada lagi sungai, danau atau laut yang jernih untuk memancing? Soalnya, kalau memancing di air keruh, syukur-syukur dapat ikan... entah malah yang dapat itu ....(dilanjutin sendiri saja ye!)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun