Hikayat dan novel merupakan contoh dari karya sastra yang berbentuk karangan. Keduanya memiliki berbagai kesamaan dan perbedaan. Pada hakikatnya, perbedaan antara hikayat dan novel terletak pada isinya. Hikayat banyak menceritakan tentang kepahlawanan dan kehebatan suatu tokoh dengan latar zaman dahulu, berbeda dengan novel yang isinya lebih bervariasi dengan mengangkat berbagai tema di sekitar kita dan lebih bersifat tidak terikat atau bebas. Serta dalam gaya bahasanya, hikayat menggunakan bahasa yang lebih sulit dipahami karena bahasanya merupakan bahasa yang lazim digunakan pada zamannya dan belum berkembang seperti bahasa yang kita gunakan saat ini. Berbeda dengan novel yang telah menggunakan bahasa percakapan kita sehari-hari. Jika dibandingkan dari sisi unsur intrinsiknya, kedua karya sastra ini juga memiliki perbedaan. Hikayat Perkara Si Bungkuk dan Si Panjang (http://abdsyawal.blogspot.co.id/2013/05/kumpulan-hikayat-lengkap-dengan-unsur.html) serta novel Sunset bersama Rosie contohnya.
Dari segi tema, keduanya memiliki tema yang hampir serupa, yaitu penghianatan dan kesetiaan cinta. Penghianatan yang dilakukan oleh istri si Bungkuk terhadap suaminya serta penghianatan Nathan terhadap Tegar. Bedanya, pada novel Sunset bersama Rosie terdapat tema yang semakin melengkapi ceritanya, yaitu persahabatan antara Tegar, Nathan, dan Rosie. Si Bungkuk dan Si Panjang diceritakan dengan alur maju yang berurutan, sedangkan novel karya Tere Liye itu diceritakan dengan alur yang dikombinasikan antara maju dan mundur. Hal ini dibuktikan dengan diselipkannya flashback kejadian masa lalu oleh tokoh utama yaitu Tegar di antara ceritanya. Hal semacam ini tidak ditemukan pada hikayat. Si Bungkuk yang setia, si Panjang yang licik, Masyhudulhakk yang bijaksana, dan istri si Bungkuk yang kurang bersyukur merupakan tokoh-tokoh dalam hikayat yang berlatarkan sungai pada suatu hari tersebut. Di sisi lain, kita dapat menemui Tegar yang labil namun penyayang, Rosie yang mudah terpukul, Sekar yang setia, dan keempat anak Rosie yang mewarnai kehidupan para tokoh lainnya 2 tahun semenjak kepergian Nathan (suami Rosie) di Gili Trawangan pada novel terbitan Mahaka tersebut. Jika keduanya dibandingkan, hikayat memiliki penokohan yang cukup terbatas dan jelas sekali perbedaannya antara tokoh yang patut diteladani dan yang tidak.
Sementara itu, pada novel penokohannya bersifat lebih luwes dan bebas tergantung penulisnya, para tokoh cenderung tidak terduga dalam sifatnya serta sering kali berubah. Hikayat yang tidak diketahui pengarangnya tersebut menggambarkan suasana kekecewaan yang dialami oleh si Bungkuk akan kelakuan istrinya yang tidak lagi menganggapnya sebagai suami. Kita dapat mengambil pelajaran di dalamnya bahwa kita harus bersyukur atas apa yang kita punya dan tidak perlu sampai berbohong atau menghalalkan segala cara untuk menggapai apa yang kita inginkan. Segala kebohongan akan terungkap. Sedangkan, pada novel Sunset bersama Rosie setebal 426 halaman tersebut digambarkan kesedihan yang menimpa keluarga Rosie yang datang bertubi-tubi hingga akhirnya dicapailah titik penyelesaiannya. Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan tanpa penundaan adalah pelajaran yang bisa kita petik dari novel ini. Semua itu kita lakukan sebelum penyesalan datang menghampiri kita.
Hikayat dan novel memang berbeda, namun keduanya memiliki keunikan tersendiri yang membuat keduanya istimewa dengan caranya sendiri. Hikayat atau novel? terserah Anda untuk memilih, yang terpenting adalah pelajaran hidup yang bisa kita petik setelah membacanya. Selamat Membaca :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H