Kisah dari seorang teman
Suatu ketika, teman kuliah saya mempublikasikan fotonya di media sosial kalau dirinya sedang berhaji. Saya sempat kaget. Wah, kalau tahun 2018 saja sudah berhaji, setidaknya dia daftar tahun 2008-an. Dan itu jauh sebelum kami bertemu di kampus tempat kami kuliah bersama.
Keren sekali! Dia bahkan sudah mendaftar di saat saya belum menabung untuk haji. Berarti dia menabungnya kapan?
Saya pun bertanya padanya. Jawabannya membuat saya terkejut!
Sejak kecil, dia memang sudah diarahkan orang tuanya untuk pergi berhaji dan mulai menabung untuk haji sejak sekolah!
Maka tak heran, di usia 35-an, dia sudah selesai menunaikan ibadah haji.
Enaknya Jadi Haji di Usia Muda
Teman saya pun mengungkapkan kelebihan melaksanakan haji di usia muda. Pelaksanaan ibadah haji tidak lepas dari kesehatan fisik. Semakin baik stamina maka ibadah haji juga lancar. Tawaf sebanyak tujuh kali. Berlari-lari kecil di antara bukit Safa dan Marwah. Wukuf di Arafah. Semuanya membutuhkan fisik yang sehat dan kuat.
Belum lagi ketika tiba di Mekkah, tubuh kita masih harus beradaptasi perbedaan cuaca. Bisa sangat dingin sekali dan bisa sangat panas sekali. Respon setiap tubuh orang akan berbeda. Bisa saja ada yang biasa saja. Bisa juga ada yang sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek atau efek lainnya. Kondisi yang penuh sesak dan cuaca yang ekstrim terkadang membuat jemaah lemas. Makanya perlu fisik yang kuat dan sehat saat ibadah haji.
Selain itu, ada rasa kelegaan saat teman saya telah melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.
"Ibadah haji kan ibadah wajib selagi mampu. Apalagi umur kita nggak tahu sampai kapan."