Jaman sekarang masyarakat memiliki akses yang lebih besar untuk mencari informasi tentang kesehatan. Mereka bahkan dibanjiri dengan banyaknya informasi kesehatan melalui berbagai media seperti televisi, radio, internet, dan lain-lain. Informasi kesehatan menjadi tidak efektif dan berbahaya apabila penerima pesan tidak memiliki level literasi kesehatan yang cukup untuk mengakses informasi, memahami apa yang dikomunikasikan, dan bagaimana mereka mengaplikasikannya ke dalam kehidupan mereka. Dalam hal ini, literasi media berperan penting dalam literasi kesehatan karena informasi kesehatan disampaikan melalui berbagai saluran media yang berbeda. Literasi media didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakses, menganalisa, mengevaluasi, dan menghasilkan komunikasi dalam berbagai bentuk media.
Orang yang memiliki tingkat kemampuan melek huruf rendah kemungkinan besar akan menolaknya secara tidak akurat atau tidak sehat penggambaran media dan pesan (Austin & Johnson, 1997), yang dapat mengarahkan mereka informasi yang tidak akurat dan mengadopsi perilaku yang tidak sehat. Seseorang yang telah berhasil mengembangkan literasi media akan menjadi konsumen media yang lebih baik dan lebih kritis, mampu melihat validitas dan nilai relatif informasi yang disajikan melalui media ini. Kemampuan melek kesehatan yang juga dibutuhkan adalah melek komputer. Banyak informasi kesehatan berguna dan merugikan yang tersedia di internet. Informasi kesehatan telah menjadi salah satu topik yang paling sering ditelusuri di Internet. Sayangnya, tidak ada konsensus yang jelas mengenai apa artinya untuk menjadi melek komputer.
Definisi awal literasi komputer difokuskan pada kemampuan menggunakan perangkat keras komputer dan perangkat lunak dan kemampuan memprogram komputer (Higdon, 1995). Definisi lainnya menyarankan penggunaan komputer yang etis, bertanggung jawab, dan efektif sebagai indikator literasi komputer. Meskipun mungkin tidak ada kesepakatan mengenai definisi pastinya, memang diakui oleh sarjana dan masyarakat bahwa menggunakan komputer adalah fenomena sosial di mana -mana. Orang yang tidak memiliki kemampuan melek komputer yang memadai cenderung memiliki hambatan besar dalam mengakses pesan informasi kesehatan. Jika mereka tidak mampu untuk mengakses informasi, maka mereka juga tidak akan mengerti atau menerapkan pesan kesehatan untuk kehidupan mereka sendiri.
Melek kesehatan yang rendah dapat menjadi penghalang yang signifikan bagi komunikasi pasien / penyedia yang efektif. Orang dengan kemampuan melek kesehatan yang buruk ternyata kurang mampu menggambarkan kondisi mereka untuk tenaga medis dibandingkan orang dengan tingkat melek kesehatan yang lebih tinggI. Salah satu alasan kegagalan komunikasi ini adalah orang yang memiliki kemampuan membaca kesehatan rendah tidak yakin atau tidak mengetahui jumlah informasi yang harus mereka bagikan, atau mungkin juga tidak menyadari kebutuhan untuk mengungkapkan informasi tersebut.Â
Orang dengan tingkat literasi kesehatan yang rendah akan lebih mudah dicapai dengan saluran interpersonal dan multimedia daripada media cetak. Profesional di bidang kesehatan juga harus lebih fokus pada orang -- orang yang tidak mau mengakui bahwa mereka memiliki tingkat literasi kesehatan rendah. Mereka harus diyakinkan bahwa keterbukaan terhadap kondisi kesehatan merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya kondisi kesehatan yang lebih buruk lagi. Â Segalanya akan lebih mudah apabila pasien tidak menolak terhadap keadaan dirinya. Budaya juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi bagaimana seseorang memproses pesan kesehatan dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H