Mohon tunggu...
Butarbutar Lita Gabriella
Butarbutar Lita Gabriella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, saya Lita! Saat ini, saya seorang mahasiswa keperawatan di salah satu universitas negeri di Indonesia. Selain kuliah, saya juga suka menulis artikel seputar dunia kesehatan dan keperawatan. Jangan ragu untuk baca artikelnya, ya! Kalau ada kritik atau saran, kolom komentar selalu terbuka kok. Semoga artikel-artikel saya bisa bermanfaat dan seru untuk dibaca!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengukir Citra Positif Peran Perawat dalam Membangun Pelayanan Kesehatan Berkualitas

5 Januari 2025   22:55 Diperbarui: 5 Januari 2025   22:53 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keperawatan adalah profesi yang berperan penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perlindungan, promosi, dan optimalisasi kesehatan, sebagaimana didefinisikan oleh American Nurses Association (ANA). Profesi ini mencakup pencegahan penyakit, pengurangan penderitaan melalui diagnosis, dan pengobatan respons manusia, serta advokasi dalam perawatan individu, keluarga, komunitas, dan populasi. Ini menggambarkan luasnya cakupan peran perawat dalam sistem kesehatan, yang menuntut pengetahuan dan keterampilan yang kredibel. Dalam melaksanakan perannya, perawat tidak hanya bekerja pada aspek klinis, tetapi juga berinteraksi dengan lingkungan, status kesehatan, dan kebutuhan sosial pasien, seperti yang diungkapkan oleh Barker (1996) dalam Alligood (2013). Dimensi yang kompleks ini menjadikan keperawatan sebagai profesi yang menuntut integritas, empati, dan keahlian multidimensi untuk memberikan pelayanan yang holistik dan bermakna.

Profesi keperawatan terus berkembang seiring dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan dinamika sosial di sekitarnya. Profesi ini tidak hanya berfokus pada tugastugas teknis, tetapi juga melibatkan pendekatan yang manusiawi untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kualitas hidup pasien. Menurut Barker, Reynolds, & Ward (1995) dalam Alligood (2013), peran perawat dipengaruhi oleh budaya, kondisi ekonomi, dan sosial tempat perawat bekerja sehingga perawat perlu memahami faktor-faktor ini dalam setiap tindakan mereka. Dalam dunia yang terus berubah, keberhasilan seorang perawat ditentukan oleh kemampuannya untuk merespons kebutuhan pasien dan masyarakat dengan empati, keahlian, serta kemampuan untuk beradaptasi.

Lalu, bagaimanakah peran profesi perawat dalam kacamata masyarakat saat ini? Pandangan masyarakat terhadap profesi perawat di Indonesia masih beragam. Pada penelitian Sommers, et al. (2018) menghasilkan bahwa banyak yang melihat perawat sebagai sosok yang sangat mengorbankan diri demi pasien. Perawat dianggap sebagai orang yang sangat peduli dan penuh pengabdian, bahkan sampai rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk merawat orang lain. Namun, meskipun sudah ada pandangan positif, masih saja beredar stigma negatif yang menempel pada profesi ini. Beberapa orang masih melihat perawat sebagai pembantu dokter atau bahkan menganggap mereka judes dan tidak ramah. Hal ini tercermin dalam kejadian-kejadian yang membuat citra perawat terkadang tercoreng, seperti kelalaian perawat yang diberitakan di CNN, ketika seorang perawat tidak sengaja menggunting jari bayi yang baru lahir, atau di Detik, ketika seorang perawat bersikap cuek dan ketus sehingga membuat pasien merasa tidak nyaman. Meskipun ada upaya untuk memperbaiki citra profesi ini, pandangan negatif dari sebagian masyarakat masih menjadi tantangan besar bagi profesi keperawatan untuk mendapatkan pengakuan positif yang sepenuhnya. 

Meresponi kejadian kelalaian tindakan yang dilakukan oleh perawat bisa menjadi evaluasi bagi perawat di kemudian hari. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan refleksi diri dan/atau refleksi bersama. Bukan berarti satu kelalaian perawat tidak akan terjadi pada perawat lain. Itulah mengapa penting bagi perawat untuk mau menerapkan nilai-nilai dalam profesionalisme keperawatan, salah satunya belajar terus menerus. Bukan hanya dari penelitian atau karya ilmiah terbaru, melainkan pengalaman rekan kerja juga bisa jadi refleksi pembelajaran bagi perawat lain. Terkait perawat judes dan cuek adalah tindakan yang kurang tepat karena perawat memegang prinsip "caring" dimana mampu menunjukkan rasa empati dan peduli pada pasien. Tindakan judes dan cuek membuat pasien merasa tidak diperhatikan. 

Perawat bisa mengesampingkan masalah pribadi dengan pekerjaan apabila itu menjadi alasan perawat cuek. Namun, di sisi lain, tekanan psikososial dalam pekerjaan, baik tekanan saat bekerja yang menyebabkan energi bekerja dan sosial berkurang bisa jadi pertimbangan bahwa perawat tidak sepenuhnya bersalah. Diharapkan pasien bisa kooperatif dan asertif saat hendak diberikan layanan kesehatan sehingga apabila tindakan layanan kesehatan tidak memuaskan, pasien bisa memberi tahu kepada pihak terkait, bukan langsung menyebarkan video ke masyarakat dan menciptakan stigma baru yang menyebabkan turunnya citra positif perawat di kacamata masyarakat. Mengingat perawat juga adalah manusia, bukan berarti perawat bisa luput dari kesalahan. 

Perawat bertindak profesional dapat dilihat melalui kata-kata, tindakan, dan kehadiran yang mencerminkan kesopanan, rasa hormat, dan kebaikan (beneficence). Melalui komunikasi dan kolaborasi dalam tim interprofesional, keperawatan mampu mendukung keselamatan, kepuasan pasien, dan kualitas perawatan. Identitas profesional perawat, seperti yang dijelaskan oleh Benner dan rekan-rekannya, mengharuskan perawat untuk menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara menyeluruh dalam pekerjaan. Pembentukan identitas ini diperkuat melalui bimbingan, refleksi diri, dan pengalaman mendalam, yang membantu perawat mematuhi norma etika dan perilaku profesional guna memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Menghadapi banyak orang dengan beragam karakteristik dan permasalahannya terkadang membuat perawat jenuh dan lelah. Namun, bukan berarti ini menjadi penghambat perawat untuk senantiasa menjaga sikap, karakter, dan melestarikan prinsip etik dan moral keperawatan sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan untuk setiap berkat yang telah diberikan kepada kita. Sudah sepatutnya kita melayani selagi kita masih bisa dan diberi kekuatan. Dengan mengamalkan nilai-nilai seperti kerendahan hati, etika, moral, tanggung jawab, dan kepemimpinan, perawat tidak hanya menjalankan tugas dengan baik, tetapi juga berperan sebagai pemimpin yang berkomitmen terhadap pelayanan kesehatan (Owens, et al. 2024). 

Perkembangan keperawatan yang terus menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat menunjukkan bahwa keperawatan bukan sekadar pekerjaan, melainkan sebuah profesi. Alligood (2013) dalam bukunya pada bab pertama mengenai konsep profesionalisme dalam keperawatan terus berkembang, mencerminkan dinamika sejarah yang panjang dan beragam. Profesionalisme ini mencakup tanggung jawab untuk terus belajar, berinovasi, dan beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat yang berubah-ubah. Dengan memahami profesionalisme dari sudut pandang ini, kita dapat melihat bahwa keperawatan bukan hanya pekerjaan, tetapi juga panggilan untuk memberikan pelayanan terbaik demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun