Mohon tunggu...
Lita Rizkiana
Lita Rizkiana Mohon Tunggu... -

Allah, aku akan senantiasa di jalan Mu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Hatiku yang Mengalah..

7 April 2012   04:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:56 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

perkenalanku denganmu di mulai pada saat akhir semester dua ku. saat itu, hanya situs itu yang menghubungkan kita. mulai dari saling komen status,  sampai akhrnya bertukar nomor HP.  tak ada rasa sama sekali padamu. Hanya menganggapmu sebagai kakak senior. Mulanya hanya biasa saja, namun lama kelamaan ada sesuatu hal yang ku rasakan. Semakin lama kita berhubungan, semakin dekat rasanya denganmu. Aku belum bisa menyimpulkan kalau rasa itu lebih dari sekedar teman biasa. Semakin lama rasa itu semakin besar, saat ku tahu dirimu masih sendiri. pada akhirnya ku beranikan diri untuk bertanya padamu, arti dari hubungan kita. Walau jawaban yang ku terima darimu tidak sesuai harapan, tetap kuterima.

keputusan yang ku rasa juga sulit, tapi tetap ku jalani. yaitu menunggu sampai hatimu benar-benar siap untuk menjalani suatu hubungan denganku. selalu ku tunggu.

Hampir setengah tahun dirimu ku tunggu, karena itulah maumu. kubanggakan dirimu, sampai rasaku benar-benar kuat. dan kusimpulkan bahwa rasa itu cinta..

Semua terasa baik-baik saja, sampai ketika saat itu tiba. Aku melihatmu berjalan dengan mantan mu, yang ternyata adalah temanku sendiri. Dunia terasa gelap bagiku, setelah aku melihat peristiwa itu. rasanya ku tak sanggup berdiri. hal itu membuatku terpuruk. Dirimu yang ku kira akan menjalin hubungan denganku, ternyata begitu mudah menyakitiku.

dirimu, yang baru pertama aku cintai, tega melakukan itu. Dirimu, yang selalu bermanja denganku, kiranya merusak segala mimpiku. Sakit! Baru kamulah yang pertama kali menyakiti hati ini. Tanpa adanya rasa bersalah, kau bilang dia hanya sebatas teman saja.

Baru ku saari, diriku hanya pelarianmu saja. Agar wanita itu kembali padamu. tetapi, mengapa harus aku? Mengapa harus diriku? Mengapa harus hatiku?

Aku tak membenci wanita itu, tapi dirimulah yang kubenci. Mengapa harus hatiku yang mengalah? Mengapa harus hatiku?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun