Saat  mulai sekolah seringkali ada pembatasan antara anak baru dengan anak lama, anak baru yang terlihat masih lugu diantara kakak-kakak kelas yang merasa paling senior menjadi sok berkuasa, sok mengajari dan sok mengatur, biar dilihat adik kelas kalau kakak kelasa wajib di segani. Dan ternyata hal yang paling tidak Saya sukai itu juga terjadi saat pertama sekali tamat kuliah dan terjun ke dunia kerja.
Sebagai orang baru, tentu saja kita belum mengenal siapa saja yang akan bekerja dalam tim kita, kepada siapa tugas dan tanggung jawab di laporkan, dan apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana cara atau SOP mengerjakan tugas dan lainnya. Hal tersebut yang menjadi dampak terhadap performa kerja, sehingga  untuk memulai unjuk gigi mau tidak mau harus bertanya kepada rekan kerja yang lain. Sementara, rekan kerja kita yang kita harapkan  akan bersedia membantu memberikan masukan atau petunjuk kerja, ternyata di luar dugaaan tidak bersedia memberi masukan apapun, hanya mendapat jawaban "Saya kurang tau". Hal inilah yang dapat menganggu mood bekerja berada di titik paling rendah.
Di tempat yang baru, dengan suasana baru dengan harapan akan dapat meningkatkan kinerja dan performa malah sebaliknya, berbagai macam perasaan berkecamuk di dalam hati, apakah kehadiran Saya di sini tidak disukai oleh rekan-rekan kerja yang lain? Apakah ada yang salah dengan perkataan dan perilaku Saya? sehingga rekan kerja yang mengannggap dirinya senior menyepelekan kita sebagai orang baru di tempat kerja tersebut.
Oleh sebab itu memang diperlukan mental baja dan dibutuhkan sedikit kesabaran apabila berhadapan dengan para senior yang merasa dirinya paling bisa dan paling mengerti tentang pekerjaan, sebab tidak  memiliki mental baja dan kesabaran, seorang pegawai baru tidak akan berhasil beradaptasi dan dapat mengakibatkan motivasi bekerja menurun,  dan pada akhirnya pegawai baru  tersebut keluar dari perusahaan.
Hal perlu di tanamkan saat menghadapi rekan kerja yang menganggap dirinya senior, yang pertama niatkan bahwasanya kamu bergabung di perusahaan tersebut adalah untuk bekerja bukan mencari muka, kedua yakinkan kalau kamu bisa berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri tanpa bantuan orang lain, tetapkan hibur hati sendiri bahwa untuk bisa diterima kita harus memiliki kesabaran yang luar biasa terlebih dahulu, dan berhenti memikirkan sikap mereka yang mungkin ada yang cuek atau tidak suka  guna menyemati diri sendiri.
Tetap semangat iya worker  "anjing menggongong kafilah berlalu", sebab untuk mencapai kesuksuksesan itu memang tidak mudah dibutuhkan pengorbanan dan kesabaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H