Mohon tunggu...
Trilita Apriani
Trilita Apriani Mohon Tunggu... Guru - Menulis sambil belajar

Pengajar, hoby menulis, travelling, dunia mengajar dan menyukai budaya lokal yang unik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi "Ndodol Antakah Sedekah" di Kabupaten Lahat

29 Juli 2021   16:19 Diperbarui: 29 Juli 2021   16:51 2332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanjung Sakti tidak saja dikenal dengan keramahtamahan orangnya, kekayaan akan aset wisata alam, dan wisata budaya.  Ternyata juga menyimpan warisan budaya yang sampai saat terus berkembang dan berakar serta dilestarikan, terlepas dari hal tersebut dirasakan lebih bermaanfaat lebih atau tidak.

Demikian pula dalam bidang kuliner, di Tanjung Sakti terkenal dengan penganan asli daerah antara lain, bipang, dodol, kembang goyang. Penganan tersebut akan dijumpai jika terdapat orang yang akan ngagokah atau melaksanakan resepsi pernikahan. Jelang resepsi tersebut, yaitu seminggu sebelum hari pelaksanaan. Terdapat tradisi warisan budaya yang masih mengakar sampai saat ini yaitu ndodol  yaitu memasak dodol secara bersama-sama yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu atau wanita, di kediaman ahli rumah.

Menurut salah tokoh masyarakat  Tanjung Sakti, Yohan Carito, tradisi ndodol antakah sedekah ngagokah adalah tradisi budaya gotong royong memasak dodol untuk acara resepsi dilangsungkannya pesta pernikahan. Di mana adek sanak dusun laman bergotong-royong memasak dodol. Pada tahun 70an, tradisi memasak tepung beras yang dimasak dengan santan dan gula merah tersebu dilaksanakan oleh bujang nga gadis, di malam hari. Sambil memasak, yang bertujuan membantu ahli rumah, kaum remaja putra-putri dapat saling berkenalan satu sama lain. "Dulu tradisi ndodol digawekah le bujang nga gadis, mangke pacak saling bekenalan," tutur Yohan di temui Senin (25/3).

Ketika di tanya mengapa tidak lagi dilaksanakan oleh bujang gadis sebagai ajang perkenalan,  ia mengatakan bahwa sesuai dengan adab kemajuan, remaja putra dan putri sudah tidak  mau lagi, mereka sudah kesibukan sendiri di malam hari yaitu belajar. Hingga sekarang tradisi warisan budaya ndodol tersebut dilakanakan oleh kaum ibu.

Nah, ternyata beragam tradisi yang menunjukan kebiasaan yang memperkaya budaya daeah. Termasuk penganan yang wajib ada saat ngagokah adalah dodol. Tepung beras yang dimasak dengan santan dan gula tersebut, dimasak dengan menggunakan kuali besar di atas tungku api yang besar pula. Sehingga, dodol tersebut harus terus  diaduk   sampai matang.

Uniknya, menurut Yohan sambil memasak ibu-ibu ataupun remaja putri yang tengah memasak dodol tersebut  diwajibkan untuk mencicipi penganan yang terkenal dengan manisnya tersebut, sembari terus mengaduk-aduk masakan yang berwarna 'hitam manis' tersebut. Ternyata,  Tanjung Sakti memiliki sejuta kekayaan, termasuk kekayaan akan tradisi budaya yang sudah mengurat mengakar, dan  tetap dilestarikan hingga kini menjadi ciri khas suku Besemah, suku yang ramah, suka bergaul dan menganggap saudara bagi pendatang yang, serta sifat kekeluargaannya masih sangat kental.

Lita -- Tanjung Sakti Pumi

NDODOL : Tampak warga dan keluarga terdekat tengah ndodol (memasak dodol) menjelang sedekah besak. Foto diambil baru-baru ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun