Mohon tunggu...
pelita kasih
pelita kasih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Say No To Bullying

8 Mei 2019   13:11 Diperbarui: 8 Mei 2019   13:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  

Penindasan atau yang lebih dikenal dengan bullying bukanlah hal yang biasa. Kata ini sudah akrab dengan telinga kita. Bullying adalah aktivitas seseorang yang mencomooh, merendahkan, atau hal-hal kekerasan yang menimbulkan bekas atau luka secara fisik atau mental kepada orang yang dianggapnya lebih rendah atau lemah . Perbuatan ini sering kali dijumpai disekolah, dimulai dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan pada tingkat mahasiswa. Banyak alasan atau faktor mengapa hal-hal seperti ini dapat terjadi. Sebenarnya bukan hanya dilingkungan sekolah. Hal ini dapat terjadi dimana saja dan dalam bentuk apapun.

Banyak sekali perilaku-perilaku yang merupakan atau tergolong kedalam perilaku bullying, seperti mengolok-ngolok dengan kata-kata kasar, memberikan panggilan yang menghina, mempermalukan seseorang dimuka umum, memperlakukan seseorang atau suatu kelompok seakan-akan mereka tidak ada, mencuri atau merusak barang milik orang lain, dan masih banyak lagi tentunya. Hal-hal tersebut adalah sekian dari banyaknya kasus atau perbuatan penindasan yang sering kita jumpai yang kebanyakan didasari oleh kondisi fisik maupun perbuatan seseorang yang dianggap tidak normal.

Kali ini, kita akan berbicara lebih lanjut tentang sikap bully secara verbal, seperti halnya mengolok dan menghina. Tidak ada luka fisik, tidak ada lebam, tidak ada bekas darah, tidak ada kata sampai titik darah penghabisan, tidak ada bunyi-bunyi kekerasan, tidak ada yang teriak minta tolong. Semua tersenyum seperti biasa, seakan semuanya baik-baik saja. Namun mata, tidak berbohong. Mata sayu, redup, tidak ada semangat, berjalan lesu, tatapan kebawah tanpa percaya diri, dia bertarung dengan pikirannya, mau masuk sekolah pun sudah untung baginya, sudah bersyukur. Seakan tak ada kehidupan yang mampu membuatnya tersenyum. Harga dirinya serasa dijatuhkan, seakan-akan ada banyak pasang mata yang mengintainya. Bertanya-tanya kenapa harus dia yang mengalami semua ini. Ya begitulah gambaran efek bully secara verbal terhadap seseorang.

Lalu bagaimana cara menyikapi aksi bully yang sudah marak di sekitar kita?

Sebagai manusia yang telah mengenal norma, tentu kita dapat membedakan sesuatu yang benar dan yang salah, bukan? Setelah mengetahui adanya aksi bully yang menimpa temanmu atau bahkan dirimu sendiri, mungkin hal-hal dibawah ini dapat kamu lakukan:

1. Berbicara dengan orang lain

Berbagi dan bercerita soal aksi bully yang menimpa dirimu, dapat membuat merasa lebih lega karena mendapat dukungan dari teman-teman.

2. Melaporkan ke pihak yang berwenang

Pihak berwenang, seperti guru tentunya berperan aktif dalam mengatasi aksi bullying di sekolahmu tentunya. Namun, sering kali tidak semua hal yang terjadi di sekolah berada dibawah pengawasan sehingga bagi kalian yang mengetahui adanya aksi bullying harus bisa memberanikan diri untuk melapor pada pihak yang berwenang.

3. Beranikan diri untuk melawan dan jangan terlihat lemah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun