Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tedong Salego

10 Agustus 2010   05:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:10 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jika kita pergi berkunjung ke Sulawesi Selatan, jangan lupa untuk mendatangi Tana Toraja. Disana banyak budaya yang unik yang jarang kita temui.Berbagai macam tempat wisata budaya dapat kita lihat disana. Seperti rumah adatnya yang bernama tongkonan, upacara kematian dan pasar bolu (para pedagang khusus menjual beberapa jenis kerbau dan babi) dsb.

Diakhir bulan desember 2009 lalu, saya sempat mengunjungi tempat pemakaman mayat yang sudah biasa dijadikan obyek wisata. Yaitu kuburan Londa dan Kete Kesu. Pada saat di londa, saya sangat tertarik melihat kerbau yang diikat dihalaman, orang sana biasa sebut Tedong. Bentuknya sangat unik dan berbeda dengan tedong2/kerbau2 yang biasa kita jumpai . Memang banyak jenis tedong di tana toraja ini. Namun yang saya ingat hanya tedong bonga dan tedong salego.

Tedong bonga memiliki badan yang hitam, tapi dari batas leher hingga kepala justru berwarna putih. Dan menurut orang2 disana, tedong ini mahal. Harganya melebihi harga mobil mewah. Kemudian tedong salego yaitu tedong yang saya jumpai di londa ini adalah tedong yang memiliki kulit putih (orang bule bilangnya albino)dan ada bercak warna warni indah ditubuhnya. Kata orang, semakin bagus dan banyak bercak warna yang dia miliki, semakin tinggi harga jualnya. Kalo dilihat sekilas, mungkin tedong ini sejenis tedong biasa. Setelah diperhatikan dari dekat, hemmm….pantas saja mahal. Giginya sangat putih dan bersih. Kuku2 jarinyapun tak nampak sedikitpun kotoran. kerbau ini benar-benar dalam perawatan yang maksimal. Dan menurut orang disana, tedong ini sudah ditawar orang sekitar 165juta….wow…lumayan tinggi ya. Padahal, cerita punya cerita tedong ini hanya digunakan untuk persembahan upacara kematian.

Hehehe…sayang banget ya …!!!

Yach....itulah budaya….meski harus dibayar dengan harga yang mahal, kita yang memilikinya wajib untuk ikut serta melestarikannya. Semoga dengan beragamnya budaya dan adat istiadat kita, menjadikan kita masyarakat dan orang2 yang hidup rukun dan damai.

[caption id="attachment_221468" align="aligncenter" width="500" caption="me and tedong (akrab ya..hehe)"][/caption]

[caption id="attachment_221469" align="aligncenter" width="500" caption="tulang belulang...(maaf, bukan souvenir)"][/caption]

[caption id="attachment_221471" align="aligncenter" width="500" caption="rumah adat (tongkonan)"][/caption]

[caption id="attachment_224707" align="aligncenter" width="500" caption="me and tedong (badannya bersih bgt bo...!!!)"][/caption] [caption id="attachment_224710" align="aligncenter" width="500" caption="kete' kesu'"][/caption]

Salam hangat saya,

Lita Chan Lai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun