Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surabaya (Welcome to the Bonex City)

15 November 2011   18:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:37 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan tanpa rencana kembali terulang. Awalnya aku bingung mau ke Jogja atau ke Surabaya. Pagi-pagi sekali aku pergi terminal untuk mencari bus menuju arah jogja. Tapi setelah aku Tanya ke loket bus di pulo gadung, ternyata bus baru akan jam 15.00wib. aku pikir akan lama menunggu jika aku naik bus tersebut. Akhirnya aku coba ke stasiun senen untuk mencoba mencari tiket kereta. Rupanya tiket ke jogja sudah habis terjual. Akhirnya aku ikut antrian kereta menuju Surabaya. Alhamdulillah aku dapatkan tiket tersebut. Selama dijalan aku masih bingung akan berhenti dijogja atau Surabaya, karena menurut informasi kereta yang aku tumpangi ini akan berhenti juga di stasiun lempuyangan Jogjakarta. Sambil menimbang-nimbang aku nikmati perjalanan naik kereta ini sambil mendengarkan music dari hapeku dan membaca buku yang memang sengaja aku bawa untuk menemani kesendirianku selama diperjalanan. Dalam kereta ini dipenuhi oleh para tentara yang pulang kampong. Hampir tiap gerbong ada tentaranya. Dan selama didalam kereta aku sungguh tersiksa. Karena aku tidak bisa pergi ataupun jalan kemana-mana. Aku takut bangku yang aku duduki ini justru diambil orang. Yang lebih parahnya aku tak bisa ketoilet karena aku tak mungkin meninggalkan tasku. Inilah hal yang tak mengenakkan jika jalan sendiri. Pedagang asongan tak henti-hentinya berlalu lalang. Ini membuat aku jadi pusing sendiri melihatnya. Sepertinya susah sekali untuk duduk nyaman didalam kereta. Stasiun demi stasiun telah terlewatkan. Sesampainya distasiun lempuyangan Jogjakarta masih gelap. Sekitar subuh, aku tak tahu jelasnya karena aku tak memiliki jam untuk aku lihat. Hape juga mati karena low baterai. Tanpa piker panjang lagi aku pastikan perjalananku ini sampai ke Surabaya. Kebetulan aku belum pernah ke Surabaya dan memang ada yang akan aku cari disana. Sesampainya Surabaya pagi pukul  09.30wib. Aku coba sms buto anak Mupalas. Tapi rupanya tak ada balasan. Akhirnya aku sms senior Mupalas yaitu bang dayak. Alhamdulillah mendapat respon yang baik dari beliau. Hapeku benar-benar low baterai dan sulit untuk dihidupkan. Aku cari tempat untuk bisa mendapatkan sedikit energy untuk hapeku ini. *** Agak lama menunggu kawan dari mupalas menjemput. Tapi tak mengapa, karena aku sambil mengisi baterai dan minum teh disebuah warung. Saat aku sms buto, bang dayak telpon memastikan bahwa adik-adiknya akan menjemputku. Buto yang aku hubungi juga memastikan bahwa akan ada anggotanya yang menjemput aku. Alhamdulillah leak (shohibul) lah yang menjemputku dan membawaku ke sekretariat Mupalas. Sambutan kawan-kawan Mupalas sangat hangat. Selama di Surabaya ini aku diajak berkeliling dari mapala kemapala yang ada di Surabaya. Kebetulan Mapala STIEBA milad. Disana berkumpul para pecinta dan penikmat alam. Aku datang agak terlambat, tapi itu tidak mengurangi kehangatan mereka dalam menyambutku. Tanpa disangka aku bertemu Gopar  (Mapara) yang dulu pernah ikut TWKM XXIII di Medan. Gopar ini banyak meninggalkan kesan yang tak akan terlupakan saat di medan. Orang yang sangat lucu dan menghibur. Kata-kata “viiiivuuu” yang dia bawa dari Surabaya dengan cepat menyebar di kegiatan TWKM. Beberapa lagu dia nyanyikan untuk menghiburku dan kawan-kawan saat milad STIEBA. Mengetahui ada gopar segara aku telp Datox yang juga sangat merindukan si Gopar si penghibur massa dari Surabaya ini. Datox sangat senang mendengarkan suara gopar. Saking bahagianya mereka berdua dalam telp, gopar mempersembahkan sebuah lagu untuk menghibur dan mengingatkan kenangan saat bersama. Aku juga merasa sangat terhibur dengan hadirnya sang Gopar ini. Malam itu benar-benar malam yang paling bahagia. Aku tak bisa berlama-lama berada di STIEBA. Karena ada hal yang aku harus selesaikan. Dan aku juga sudah berjanji dengan kawan-kawan di Mapara untuk datang. Langsung aku ke sekretnya dan menghabiskan malam disana hingga subuh menjelang. *** Selama di Surabaya aku juga diajak jalan-jalan. Jembatan Suramadu adalah tempat yang menjadi incaranku. Jembatan sepanjang 5.3km ini aku lalui saat malam hari. Akupun berkesempatan bisa berfoto ria dijembatan itu. Menurut kawan-kawan tak semua orang beruntung. Karena polisi disini tak akan membiarkan masyarakat untuk berhenti ditengah jalan apalagi berfoto ria. Setelah jembatan suromadu, maka lumpur Lapindo juga menjadi tempat tujuan untuk aku kunjungi. Berkat kawan-kawan Mupalas dan Himmpas aku bisa melihat lokasi bencana lumpur sidorajo dari dekat. Selama ini hanya dapat aku lihat dari televisi. Kini aku benar-benar melihatnya dari dekat meski hujan deras membasahi tubuhku. Terima kasih buat semua kawan-kawan yang aku temui selama aku di Surabaya (mapalsa, mapara, stieba, himmpas terutama Mupalas terima kasih yang tak terhingga telah membuat aku sangat spesial). Kenangan ini tak akan terlupakan. Semua yang kalian berikan sangat memberi kesan dihatiku. Semoga kita dapat bertemu kembali . aku akan selalu merindukan kalian semua(LCL).Surabaya, 16 oktober 2011_01.12wib

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun