Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seberapa Penting Kita Tahu Nama Pejabat

9 Januari 2015   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:27 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari yang lalu saya sempat membantu petugas registrasi dalam melaksanakan tugasnya di acara internal partai. Ada banyak peserta yang hadir mulai dari pengurus partai, petinggi partai, bahkan orang2 partai yang sukses masuk kedalam gedung MPR dan menjadi menteri negara. banyak nama yang tercatat dalam daftar registrasi.Kewajiban mereka melakukan registrasi adalah demi memenuhi aturan dari panitia penyelenggara. Mereka diwajibkan menunjukkan ID Card yang diberikan pada saat masuk ke ruang acara. Mengapa hal tersebut perlu dilakukan? Tentu saja agar panitia dapat memantau orang yang benar2 undangan dan berhak mengikuti acara tersebut. Selain itu, supaya penjagaan dan keamanan acara bisa dikendalikan dengan baik.Namun ada beberapa pejabat yang memilih untuk mengutus asistennya untuk melakukan registrasi tersebut. Ada juga yang datang langsung ke meja registrasi dan langsung menandatangani daftar hadir dan mendapatkan ID Card dari panitia. Bagi saya senang sekali bisa mengenal dan bertemu langsung dengan mereka. Apalagi banyak artis yang terkenal melaju ke gedung MPR melalui partai ini datang juga menghadiri acara ini. Bertemu dengan mereka saat tugas?biasa aja sih. Ngga mungkin juga saya harus sanjung2 mereka dan berteriak histeris seperti jumpa fan atau konser.Namun ternyata ada juga beberapa pejabat yang sewot kalau dirinya tidak dikenal. Seperti yang saya alami kemarin. Ada anggota dewan inisial DC, pada saat datangi meja registrasi dan mencari nama dirinya. Kemudian saya coba bantu mencarinya. Dan saya bertanya dengan bahasa lembut sang penerima tamu." Namanya siapa bu?". "Eh, kamu ga kenal saya ya?" Sambil tertawa sinisSontak saya terkejut mendengar dia menjawab seperti itu. Maklum, saya tuh apa sih. Cuma orang kecil yang malas hafal nama2 pejabat dinegara ini. Nama menteri aja saya ga semua tahu. Apalagi harus ngapalin nama anggota dewan satu gedung. Karena kejadian tersebut, saya jadi penasaran untuk mencari tahu siapa dia dengan search di google. Penasaran, setenar apa sih dia?Beda sekali ketika saya menghadapi Pak EG pejuang dari NTT yang cukup terkenal itu. Sebenarnya saya tahu siapa beliau, tapi untuk bisa berkomunikasi dengan beliau saya coba tanyakan namanya. Dengan sangat baik dan ramah dia sebutkan namanya plus daerah asalnya. Dan saya senang sekali bisa bertemu dengan beliau. Penuh hormat saya memberikan ID Card miliknya.Masih dalam acara yang sama seorang teman menceritakan kejadian yang dia alami. Bahwa seorang pengurus daerah yang merupakan pejabat juga merasa kecewa karena tidak diizinkan masuk ruang acara karena tidak menggunakan ID Card. Asistennya yang sudah mengambil ID Card milikinya terlambat menemuinya. Sehingga butuh waktu lama untuk bisa masuk. Tak pelak asisten itu tergopoh2 datang dan mengomel ke petugas penjaga pintu. Bukan sekali dua kali saya menyaksikan tingkah seperti ini. Di acara lainnya juga sering terjadi hal seperti ini. Mereka ingin sekali di hormati, di sanjung, dikenal dan di nomor satukan bak raja dan ratu. Tapi tidak semua orang bisa memuaskan hati mereka yang haus kehormatan.Yah, maklumlah...petugas yang jaga pintu juga bukan siapa2. Bagi mereka yang merasa dirinya orang penting dan terkenal bebas untuk memarahi. Tapi kalau dipikir2. Untuk apa aturan itu di buat. Toh ini semua buat kelangsungan acara mereka juga. Bagi kami yang bertugas hanya membantu. Dan tidak juga dengan bayaran tinggi. Semua kami lakukan murni sebagai loyalitas kepada partai. Semoga para petinggi partai dan pejabat tersebut menyadari segala sesuatu yang dilakukan orang kecil. Tidak mentang2 dirinya orang penting kemudian mencari cara agar orang kecil disalahkan dan dikecilkan dengan segala kebesarannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun