Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cikini Gondangdia Menyimpan Banyak Kisah Kuliner Tempo Dulu

2 Agustus 2024   01:46 Diperbarui: 2 Agustus 2024   01:52 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Wisata Kreatif Jakarta

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Warung Jamu Warisan

Warung Jamu Warisan ini sudah dipegang oleh 2 generasi. Berada dalam dalam Pasar Gondangdia di posisi barisan paling depan pasar. Jamu ini di racik langsung dengan tangan secara manual. Seperti yang kita ketahui, jika mau membeli jamu coba lihat tangan penjualnya. Apakah tangannya kuning-kuning akibat kunyit yang dia racik. Jamu yang tersedia disini adalah Jamu Rimpang, Jamu Kunyit Asem, Jamu Beras Kencur dalam kemasan botol yang di jual dengan harga Rp15.000/botol.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Toko Kopi Luwak

Toko ini berdiri masih sederatan dengan Roti Lauw dan Pasar Gondangdia. Sekarang Toko ini bernama Kopi Luwak, sebelumnya waktu masih ada dalam Pasar Gondangdia atau Pasar Boplo bernama Toko Kopi Burung Kenari.

Toko ini eksis sejak tahun 1930 dan saat ini di kelola oleh Lunardi Valanchie atau nama tionghoanya adalah Xi Yi Lun. Qoute yang dipajang di toko tersebut adalah "Pelangan Kopi Datang dan Pergi, Ada atau Tiada, Toko Kopi Tetap Buka Kecuali Hari Minggu dan Libur". Untuk pertahankan toko kopi ini memang butuh perjuangan, namun semangat Pak Lun ini luar biasa.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Es Krim Tjanang di Hotel Cikini

Berdasarkan informasi yang didapat, Es Krim Tjanang ini adalah Es Krim favorit Presiden Soekarno dan Soeharto. Kedua Presiden ini juga sering suguhkan Es Krim Tjanang untuk jamuan negara di istana atau di kediaman keluarga.

Dahulu Es Krim ini bernama Tjan  Njan berganti nama menjadi Tjanang lantaran "anjuran" pemerintah supaya tak memakai nama berbau Tionghoa, tetapi lucunya es krim Tjan Njan masih dicari. Didirikan oleh Lie Sim Fie dan sudah ada sejak tahun 1940.

Akhirnya perjalanan Jelajah Kuliner selesai juga, waktunya kita mencari makan siang karena perut saya sudah menjerit minta di isi. Semoga ulasan ini menjadi informasi yang bermanfaat bagi teman-teman kompasianer. Next kita jalan kemana lagi ya, tolong refrensikan dong! biar semangat untuk menjelajahi kuliner bersejarah yang ada di jakarta maupun Indonesia. Terima kasih

kotekatrip23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun