Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jero Wacik, Berjuang Hingga Titik Darah Penghabisan

16 Agustus 2016   08:21 Diperbarui: 16 Agustus 2016   08:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu ada cerita baru ketika datang berkunjung ke Rutan Cipinang. Salam Pak Jero Wacik terasa hangat menyapa. “Hai….ini pasti Lita”, ucapkan Jero ketika melihat saya datang dan menyapa didepan teman-temannya Dia selalu mengingat nama-nama orang yang datang mengunjunginya termasuk nama saya, ya..dia ingat.

Setiap harinya ada saja tamu yang datang berkunjung. Entah itu keluarganya, kerabat dekat, kawan lama masa sekolah, kawan kuliah atau teman semasa dia menjabat sebagai menteri. Jadwal saya berkunjung memang harus konfirmasi jauh-jauh hari. Kadang ada saatnya menunggu beberapa hari agar jadwal kunjungan tidak bentrok dengan orang-orang yang  penting berurusan dengannya.

Kunjungan saya kali ini memang berkesan. Sebelumnya saya tahu benar Pak Jero senang berbagi cerita kepada siapapun yang dia temui. Dia pintar memotivasi orang agar mampu mencapai segala prestasi dalam kehidupan. Dia juga pandai merangkai kata-kata yang indah yang menumbuhkan semangat baru dalam menjalani kehidupan. Segala keluh kesahnya diuraikan begitu saja, bukan berarti dia lemah. Justru apa yang dia ceritakan menjadikan sebuah pengalaman yang harus dilalui. Bahkan kebahagiaannya juga selalu dia ceritakan.

Jero Wacik bukan saja mampu bercerita, namun dia juga mampu mendengarkan semua yang dikatakan orang. Dia pengingat yang baik, mampu membuka wawasan berpikiran dan dia memang cerdas sekali. Di dalam Rutan dia sering melakukan ceramah di depan Narapidana yang baru masuk maupun yang sudah lama di dalam. Kata-kata motivasi selalu dia berikan agar mereka yang sedang dalam kondisi mental lemah mampu bangkit lagi menata pikirannya, jiwanya dan kehidupannya selama dalam kurungan. Di dalam rutan, Jero Wacik adalah sosok yang disegani dan dihormati. Kharisma dia sebagai pemangku adat dan mantan pejabat pemerintah masih terlihat jelas.

Kali ini bukan saya saja yang datang, ada beberapa temannya dari Bali mengunjunginya. Jero Wacik tidak segan mengenalkan saya dengan tamu-tamunya. Bahkan obrolan menjadi hidup kala dia bercerita dari berbagai sudut yang diketahui oleh tamu yang hadir. Salah satunya adalah kenangan masa sekolah yang kemudian dikaitkan dengan keberadaan saya disana. Sehingga tidak ada satupun tamu yang merasa diabaikan olehnya.

Kali ini Jero Wacik menceritakan perjalanan kasusnya yang katanya sedang naik ke Mahkamah Agung. Ini bukan dari pihak Jero Wacik, melainkan dari pihak JPU ( Jaksa Penuntut Umum) dalam hal ini adalah KPK. Entah mengapa Jero Wacik terus di desak untuk menerima hukuman yang berat, sedangkan sidang-sidang kemarin hakim telah memutuskan vonis kepadanya. Seperti di ketahui, JPU naik banding telah di tolak oleh Pengadilan Tipikor. Sepertinya KPK tidak puas hati sehingga menaikkan kasusnya lebih tinggi ke MA.

Walaupun demikian Jero Wacik tidak pernah gentar menghadapi kasusnya yang kian sengit. Dikatakannya ini adalah perjuangan yang harus dia lalui meskipun sampai titik darah penghabisan. Jero Wacik sangat yakin jika dirinya tidak bersalah. Apalagi dakwaannya banyak yang gugur dalam sidang-sidang yang dilaluinya. Dukungan dari masyarakat Bali, dan penyataan beberapa menteri yang tertulis, surat tertulis dari mantan Presiden Bambang Susilo Yudhoyono dan Kesaksian Wakil Presiden Yusuf Kalla sudah jelas menjadi kunci jawabannya.

Namun mengapa KPK masih saja mengusik Jero Wacik yang jelas menerima hukuman yang bukan kesalahannya. Selama ini Jero Wacik selalu menunjukkan itikad baik dalam menjalani sidang dan hukumannya. Selalu kooperatif, bersikap santun dan tidak pernah melakukan perlawanan yang membuat susah orang lain. Atitudnya memang diakui oleh semua orang. bahkan dalam penjarapun beliau selalu ramah kepada petugas rutan.

Kemarin lalu, Jero Wacik mendapatkan kiriman berupa sebuah buku dari SBY. Yaitu buku karangannya sendiri berjudul “ Selalu Ada Pilihan” kata-kata yang khusus dituliskan langsung oleh SBY dalam goresan pena cair tersebut membuat siapapun yang membacanya pasti akan menangis. Sebab pesan-pesan SBY sangat dalam kepada Jero Wacik. Saya yang baru saja kenal dengan Jero Wacik ikut terharu dengan pesan persahabatan ini. Mungkin belum bisa saya sampaikan seperti apa pesannya, namun janji Jero Wacik akan dia tuliskan dalam sebuah buku ketika dia bebas nanti.

Sayapun turut mendoakan semoga Jero Wacik mampu melalui cobaan berat ini dan segera lepas dari ujian yang sedang berlangsung dikehidupannya saat ini. Setelah dua jam bertemu Jero Wacik, saya pun undur diri. Meskipun tidak pernah puas berbicara dengan beliau namun waktu kunjungan yang memisahkan. Saya berharap Pak Jero Wacik segera bebas, agar lebih banyak lagi waktu untuk bercengkerama dengan beliau. Mendengarkan kisah-kisah yang HEBAT dari orang yang HEBAT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun