Mohon tunggu...
Liswatil Nashihah
Liswatil Nashihah Mohon Tunggu... Koki - Santri di PP AL ANWAR 3 PUTRI dan Mahasiswi STAI AL ANWAR Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Semoga Allah selalu menunjukkan ku jalan yang benar dan selalu beristiqomah dengan perintahNya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Dianggap Rendah?

17 Februari 2020   13:11 Diperbarui: 17 Februari 2020   13:17 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia dianggap rendah sebab ia sendiri merasa rendah, segala kemungkinanyang akan terjadi dasarnya adalah dari diri sendiri. Bagaimana orang lain bisamenghargai kita kalau kita saja belum mampu menghargai diri sendiri. Perludiingat bahwa rendah diri merupakan perilaku yang seharusnya dihindari. Sekalilagi saya tekankan ini adalah perihal rendah diri, bukan rendah hati. 


Jikarendah hati merupakan sesuatu yang kita lakukan agar lebih dekat dengan sangpencipta, lain hal dengan rendah diri, rendah diri justru akan membuat manusia merasamenjadi seseorang yang bahkan sama sekali tidak memiliki satu kemampuan apapunsehingga ia lebih suka menyendiri dan menghindari pergaulan dengan orang lainsebab merasa dirinya tidak mampu, kalaupun ada yang bergaul dengan orang lainbisa jadi akan menimbulkan rasa sakit hati sebab ia selalu membandingkan apayang dia miliki dengan yang orang lain miliki. 


Hal seperti inilah yangsebenarnya akan membuat kita pasif dan tidak akan pernah bergerak maju.Membandingkan diri sendiri dengan orang lain tentu tidak akan selesai, ibaratkata di atas langit, masih ada langit, sementara dedaunan masih berwarna hijau.Kuncinya adalah kita harus yakin pada diri kita sendiri bahwa kita bisa. 


Denganmenganggap diri kita bisa maka secara tidak langsung kita telah menghargai dirisendiri, dengan begitu orang lain akan menghargai kita. Setiap manusia dipengaruhioleh ego untuk mencapai ambisi terbesar dalam hidupnya. Seiring berjalannyawaktu pula manusia harus menentukan kemana alur ego tersebut diarahkan. Ke arahpositif ataukah negatif. Akhir kata, segala yang kita cipakan adalah berasal dari diri kita sendiri. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun