Ketika sedang perjalanan Hijrah dari Mekah ke Madinah baginda Nabi Muhammad harus menghadapi perjalanan penuh rintangan. Kala itu Baginda yang didampingi Abu Bakar harus berjalan dengan diam-diam untuk menghindari kejaran kaum kafir Quraisy. Sampai-sampai mereka berdua harus bersembunyi pada sebuah gua yang bernama Gua Tsur. Ketika sedang bersembunyi, kaum Kafir Quraisy sempat berada di mulut gua Tsur. Saat itu Baginda Nabi merasakan kecemasan yang begitu hebat pada Abu Bakar. Mengetahui Kecemasan Abu Bakar yang sangat hebat itu baginda pun bersabda:
Janganlah engkau menyangka bahwa aku ini sendirian bersama engkau, tetapi sesungguhnya Allah selalu bersama kita, selamanya Ia akan melindungi kita. Adapun jika mereka nanti masuk ke dalam gua ini dengan jalan melalui pintu gua itu, nanti kita melepaskan diri melalui ini (Nabi menunjukkan jarinya ke sebelah belakang).
Kisah ini juga disinggung oleh Allah melalui firmannya pada surah At-Taubah ayat 40,
لَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: "Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,"
Kisah hijrahnya Nabi ini menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat islam dalam menghadapi masalah dan cobaan. Sesungguhnya, ketika badai problem datang menerpa Allah selalu bersama kita. Allah sama sekali tidak pernah luput memperhatikan kita. Oleh sebab itu, kaum muslimin seharusnya selalu tegar dan tidak lemah hati dalam menghadapi masalah. Tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk terlarut dalam depresi padahal Allah senantiasa bersamanya.
Diskusi mengenai kesehatan mental di era ini semakin merebak. Generasi Z ditengarai sebagai generasi yang paling rentan menanggung depresi. Derasnya arus informasi di internet menjadi biang keladi masalah ini. Berdasarkan riset Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 16 juta atau 6,1 persen penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental. Hal ini membuat bunuh diri menjadi penyebab kematian keempat terbanyak pada kelompok usia 15-29 tahun.
Baginda Nabi Muhammad SAW menghimbau umatnya untuk tabah menghadapi cobaan yang menerpa. Seperti ketik Nabi mengingatkan Abu Bakar yang hampir dilanda putus asa dengan mengingatkan bahwa Allah selalu bersama kaum mukmin. Allah adalah tuhan yang maha berkuasa. Jika kita percaya dengan-Nya mengapa kita harus terpuruk ke depresi yang mendalam?
Poin penting inilah yang sering dilupakan oleh mukmin jaman sekarang. Mereka terlarut dalam urusan duniawi hingga lupa dengan Tuhan Maha Pengasih. Arus deras informasi membuat kita menjadi orang yang kurang bersyukur, tidak bisa bersabar, dan akhirnya mudah digelincirkan setan jatuh ke dalam jurang keputusasaan.
Meneladani sirah hidup Baginda Nabi dapat menjadi cara ampuh untuk memiliki mental yang sehat. Baginda Nabi adalah manusia biasa sama seperti kita. Pada satu titik Baginda mendapat cobaan yang jauh lebih berat daripada yang kita terima. Tetapi Baginda tidak pernah hilang pengharapan dan selalu berdoa dan berusaha sambil bertawakal untuk setiap yang ia upayakan. Semangat itulah yang harus menjadi contoh umat Islam zaman sekarang. Manusia yang senantiasa
hidup berserah diri kepada Allah tidak akan bersyukur dengan apa yang ia dapatkan, bersabar dengan setiap cobaan, dan tidak akan pernah cemas dengan masa depan yang akan datang. Hal ini karena ia tahu pasti bahwa Allah Yang Maha Penyayang adalah satu-satunya tempat pengharapan.
Membiasakan diri mengingat Allah adalah cara sehat mental ala Nabi Muhammad yang harus kita tiru. Membiasakan diri beribadah dan bertawakal kepada Allah pasti akan mendatangkan kebahagiaan hakiki yang jauh dari keputusasaan. Baginda Nabi mengajarkan suatu doa ketika tertimpa kebuntuan dan masalah yang memerlukan jalan keluar: