Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Operasi Pasar Tak Mampu Membendung Naiknya Harga Kebutuhan Pokok

18 Juni 2016   00:36 Diperbarui: 18 Juni 2016   06:36 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sudah sepekan Bulog melakukan operasi pasar ternyata harga barang kebutuhan pokok tidak juga turun (baca: Kompas, 14 Juni 2016, halaman 20). Pengalaman penulis sebagai buruh dagang yang pernah dipercaya oleh Bulog yaitu sebagai penyalur gula, tepung terigu, dan beras sejak era reformasi berlangsung hingga kini nampaknya tidak berjalan seperti diharapkan dalam melakukan operasi pasar (OP).

Mungkin ada baiknya kita belajar dari era-era sebelumnya (era sebelum reformasi) bahwa setiap ada gejolak harga pasar yang cenderung naik dan mencekik rakyat kecil - maka presiden langsung memerintahkan Bulog yang pada waktu itu dipimpin oleh Bustanil Arifin untuk segera mengadakan operasi terutama ke pasar-pasar tradisional dan harga pasar terhadap barang kebutuhan pokok kembali stabil atau normal.

Dari amatan selintas penulis, dapat dikatakan bahwa operasi pasar yang sedang dilakukan saat ini kurang efektif, berjalan lambat dan prosesnya terlalu lama, sehingga para pedagang yang akan menjual barang berasal dan sesuai harga dari Bulog pun sulit untuk memperolehnya. Akibat dari lambannya distribusi dalam operasi pasar tersebut maka harga-harga kebutuhan pokok (gula pasir, beras, minyak goreng, daging sapi) menjadi relatif tinggi tak terbendung lagi.

Milihat gejala demikian, sudah saatnya kebijakan berupa operasi pasar seperti disebut diatas maka layak segera dilakukan evaluasi secara komprehensif sehingga ditemukan solusi terbaik dan operasi pasar untuk membendung kenaikan harga bisa terkendali. Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan masukan seperlunya bagi pihak-pihak yang berkompeten.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun