Program Tiga Bulan Bebas Sampah (TBBS) sebagai peringatan Hari Peduli Sampah yang ditetapkan pemerintah pusat terhitung mulai 21 Januari hingga 21 April yang lalu telah berlangsung. Di Kota Yogyakarta program ini selanjutnya berkembang lebih jauh menjadi gerakan bersih lingkungan dan menjadi agenda rutin di masyarakat.
Dalam perkembangannya, Pemkot Yogyakarta menerbitkan  Surat Edaran Walikota Nomor 660/448/SE/2018 yang intinya mendukung TBBS dan kemudian melahirkan gerakan di berbagai komunitas seperti kawasan Malioboro, lingkungan Pasar Tradisional, bahkan hingga lingkungan Kampung-kampung di seluruh wilayah Kota Yogyakarta.
Gerakan bersih lingkungan di kawasan Malioboro atau sering disebut Reresik Malioboro berlangsung rutin setiap Selasa Wage. Reresik Pasar Tradisional berlangsung setiap Kamis Pon, dan kerja bakti di lingkungan kampung berjalan rutin setiap Minggu Legi.
Tercatat selama ini, Reresik Malioboro telah mampu mengurangi volume sampah yang rata-rata 16 meter kubik menjadi 2 meter kubik setelah gerakan itu berlangsung. Terkait hal ini, perlu dipahami bahwa setiap Selasa Wage -- pedagang kaki lima Malioboro libur berjualan (24 jam) karena ikut ambil bagian/terlibat membersihkan lingkungannya.
Demikian halnya  Reresik Pasar Tradisional yang rutin berjalan setiap Kamis Pon, telah menjadikan lingkungan pasar semakin bersih dan nyaman. Gerakan reresik pasar tidak hanya sebatas membersihkan sampah dan lingkungan pasar, namun juga mengeluarkan sampah anorganik untuk dipilah dan dijual sehingga seperti bank sampah dan pedagang juga akan mendapat keuntungan. Khusus untuk reresik pasar, pada saat kegiatan ini berlangsung -- para pedagang masih bisa melakukan jual-beli alias tidak tutup.
Satu lagi yang saat tulisan ini diposting masih/sedang berlangsung yaitu kerja bakti di lingkungan kampung. Gerakan bersih-bersih lingkungan kampung dengan cara gotong royong seluruh warga di setiap RT/RW berlangsung rutin setiap Minggu Legi. Gerakan ini didukung dan difasilitasi Pemkot Yogyakarta via Kelurahan dengan bantuan alat/bahan yang diperlukan setiap kampung serta dana per-RW sebesar Rp 150.000,-
Kota Yogyakarta dengan slogannya: Berhati Nyaman (Bersih, Sehat, Indah, dan Nyaman) akan benar-benar terwujud bilamana didukung oleh semua elemen/unsur yang berada di wilayah ini. Pemerintah daerah, para wakil rakyat, pengusaha, masyarakat, para pendatang (penduduk sementara) diharapkan bisa memahami, saling bersinergi untuk berkontribusi nyata menjadikan lingkungan bersih, sehat, indah dan pada gilirannya terbangun suasana nyaman. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H