Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cerdas Membaca Tawaran Iklan Promo Menjelang Lebaran

2 Juni 2018   19:42 Diperbarui: 2 Juni 2018   20:14 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sudah menjadi lazim ketika hari-hari menjelang lebaran tiba seperti saat sekarang, berbagai kalangan usaha begitu gencar mempromosikan produknya. Baik produk berupa barang dan jasa telah diiklankan sedemikian rupa guna merebut pangsa pasar.

Untuk produk-produk barang konsumsi sandang-pangan, iklan yang ditawarkan dibarengi harga promo, atau potongan harga maupun berlomba-lomba dalam memberikan diskon untuk memikat pembeli. Demikian pula di bidang jasa tidak sedikit seperti tiket-tiket moda transportasi diiklankan dengan harga promo, setidaknya harga tiket untuk lebaran tidak dinaikkan, dan sebagainya.

Tidak hanya kebutuhan primer, barang kebutuhan sekunder yang lebih banyak menyangkut 'gaya hidup' tak kalah gencarnya iklan disampaikan secara terus-menerus lewat berbagai media dengan tampilannya yang menggugah supaya menarik calon konsumen.

Kejelian para pengusaha/pebisnis dalam menangkap peluang disaat-saat tertentu seperti lebaran atau hari-besar lainnya logis pastinya. Hal ini mengingat jumlah peredaran uang meningkat seiring dengan pemberian bonus bagi pekerja/karyawan di hampir semua tempat (THR/tunjangan hari raya atau bonus tutup tahun, dan lain-lain), sehingga dunia usahapun tak ketinggalan untuk menawarkan produknya agar dapat meraih konsumen semaksimal mungkin.

Gencarnya pemasaran produk barang dan jasa yang disampaikan melalui iklan, mulai iklan yang konvensional hingga iklan-iklan yang memanfaatkan teknologi informasi-komunikasi terkini dan hampir setiap saat berhadapan dengan mata dan secara persuasif mempengaruhi sekaligus menggiring pemikiran kita/khalayak untuk membeli -- tentunya menjadi layak dicermati, layak dibaca dan disikapi secara cerdas.

Langkah praktis yang perlu dilakukan dalam menghadapi "gempuran iklan dan harga promo" yang belakangan ini merambah dimana-mana, bahkan ditemui menjangkau sampai ke pelosok-pelosok pedesaan -- seyogyanya jangan serta merta langsung dipercaya. Maksudnya, dalam hal ini penulis tidak akan menakut-nakuti. Namun lebih dari itu kita perlu selektif dalam memilah dan memilih tawaran produk yang diiklankan.

Dengan cara memilah untuk kemudian memilih iklan dan harga promo sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing keluarga atau personal. Untuk kebutuhan pokok atau primer tentunya terlebih dahulu harus dipenuhi menyusul kebutuhan lainnya.

Nah untuk kebutuhan sekunder inilah yang menurut amatan penulis seringkali mengundang persoalan tersendiri. Memenuhi kebutuhan sekunder yang cenderung sebagai bagian dari "gaya hidup" jika tidak dipertimbangkan secara matang justru akan menambah masalah. Apalagi pembelian dipermudah melalui cara kredit, uang muka murah ditambah embel-embel hadiah menggiurkan bilamana tidak disadari justru akan menambah beban pengeluaran anggaran dikemudian hari.

Maka dari itu kita tetap harus cerdas dalam membaca iklan atau tawaran harga promo produk apapun. Bersikap rasional (tidak emosional) dan gampang terpengaruh ketika diterpa gencarnya strategi dan taktik pemasaran oleh perusahaan tentunya akan lebih banyak  memberi arti bagi kehidupan di masa mendatang. 

Membeli produk sesuai dengan kebutuhan pastinya lebih bijak daripada membeli "keinginan" yang hanya mengumbar nafsu demi penampilan atau gaya hidup dan hanya untuk mengejar gengsi. Selamat berbelanja menjelang lebaran 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun