Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengobatan Tradisional Mampu Menyembuhkan Sawan Anak Balita

31 Oktober 2017   14:25 Diperbarui: 31 Oktober 2017   17:59 21230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata pepatah: pengalaman adalah guru terbaik. Orang bule bilang: experience is the best teacher. Nah, kali ini penulis ingin berbagai pengalaman nyata yang pernah melakoni sendiri dalam proses menumbuhkan perkembangan anak yaitu sejak usia balita hingga si anak bersekolah.

Suka duka dalam melakoni atau ikut secara langsung menangani pertumbuhan anak memang menarik, apalagi jika setiap masalah yang dihadapi/menimpa dapat diselesaikan dan si anak kembali normal dalam artian kembali sehat, riang, gembiara, lincah, lucu dan tidak banyak rewel.

Adapun pengalaman paling terkesan ketika anak saya berusia 1 tahun lebih (balita). Pada suatu ketika setelah pulang dari rumah adik di Magelang, dalam acara nikahan atau mantenan -- tanpa sebab yang jelas tiba-tiba anak saya setelah sampai di rumah (Yogyakarta), yang tadinya biasa -- menjadi terlihat agak aneh, mual muntah, panas, sepertinya seluruh makanan dan air dalam tubuhnya hendak dikeluarkan semua dalam tempo waktu yang terus-menerus.

Khawatir dengan kondisi demikian, dalam hati takutnya si anak kehabisan cairan dalam tubuh -- maka langsung malam itu segera saya putuskan untuk berobat ke Rumah Sakit (Pantirapih -- Yogyakarta).  Disana ditangani dokter jaga dan diberi obat selanjutnya kami sekeluarga kembali pulang dengan hati lega.

Sesampainya di rumah, si anak kembali kumat, mual muntah berkali-kali kembali terjadi, semua anggota keluarga menjadi panik, kemudian diputuskan untuk kembali ke rumah sakit dengan harapan rawat inap supaya penyakit anak bisa cepat sembuh.

Dan keesokan harinya ketika mulai ditangani dokter spesialis anak, setelah berbincang tentang gejala sakitnya anak saya -- seusai diperiksa dengan nada pelan dan ramah si dokter bilang: "mohon ini dibawa ke orang tua saja".

Sepulang dari rumah sakit, saya langsung menuju rumah dan segera mendatangi "orang tua" atau sesepuh spiritual yang biasa menangani masalah khususnya berkait penyembuhan melalui cara tradisional.

Dalam berbincang sejenak tentang sakitnya anak, kemudian disarankan untuk membeli "jamu sawan" di warung jamu Jawa. Nah, seketika itu pula, penulis pulang langsung menuju ke warung jamu untuk membeli "jamu sawan" (harganya dibawah Rp 5 ribu) selanjutnya dioleskan bersamaan dengan mandi si anak, ternyata bisa sembuh...!

Itu pengalaman pertama. Pengalaman kedua kalinya, kasus yang mirip terjadi pada anak saya. Selang beberapa waktu si anak pernah mengalami rewel, dengan suhu bandan yang tinggi dan membuat sedih campur panik waktu itu.

Maklum, tempat tinggal keluarga saya berada di wilayah ramai, jalanan padat setiap hari sehingga lakalantas kerap terjadi hingga korban tewas. Boleh percaya atau tidak, nampaknya orang meninggal juga bisa menyebabkan apa yang dinamakan "sawan" pada anak.

Pada kasus kedua ini, setelah saya mendatangi "orang tua" atau sesepuh yang pernah menolong tersebut, hanya dimohonkan untuk membeli "bunga di pasar" (harganya murah) kemudian ditaruh diseputaran keramaian jalanan -- setelahnya anak saya yang masih balita itu menjadi  sembuh, sehat dan kembali normal hingga sekarang sudah mulai beranjak remaja.

Rangkuman dari pengalaman merawat dan menumbuh besarkan anak ternyata cukup menarik dicatat sebagai pengalaman. Di antaranya ada yang namanya penyakit "sawan manten" dan ada pula "sawan" yang dikarenakan orang meninggal. Dalam upaya menangani masalah tersebut, ternyata pengobatan tradisional pun tak kalah manjurnya terutama dalam membantu "kasus sawan."

Boleh percaya atau boleh juga tidak percaya, namun yang jelas ini adalah pengalaman nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun