Terutama soal pembuangan limbah yang asal-asalan sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan merusak sumber daya alam di masa depan. Volume limbah barang elektronik khususnya gatget/gawai yang paling banyak ditemui merupakan masalah serius sehingga keperdulian sangat diharapkan demi kebersihan, kesehatan maupun keselamatan kehidupan dari lingkungan kumuh di perkotaan atau daerah padat penduduk.
Gejala semakin tingginya pengguna/pemilik gatget yang terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan tawaran produk terkini seperti gencarnya promosi/iklan di hampir seluruh penjuru -- ikut mengindikasikan bahwa limbah elektronik akan menumpuk di kemudian hari.
Untuk mengantisipasi sekaligus mencari solusi harus dipikirkan sejak sekarang. Misalnya perlunya penyediaan tempat-tempat sampah elektronik. Seperti yang ada sekarang, ditemui penyediaan tempat sampah yang hanya diperuntukkan sampah organik, non-organik, plastik, sedangkan penyediaan khusus sampah elektronik jarang ditemui.
Disamping itu juga kalau saat ini sudah ada bank sampah plastik hingga ke wilayah RT/RW, kenapa sampah atau limbah elektronik tidak?
Masih ada pilihan lain yang tentunya bisa membantu bagi mereka yang berjual-beli barang bekas (barkas) untuk mereparasi barang elektronik yang masih bisa digunakan orang lain.
 Yang tidak kalah pentingnya adalah keperdulian masing-masing pemerintah daerah (yang mengurusi lingkungan hidup) untuk serius mengelola limbah elektronik, memfasilitasi dan menyusun mekanisme kerja mulai dari pengumpulan, pengangkutan hingga proses akhir terkait penanganan limbah elektronik tersebut.
Bersamaan dengan hal itu, sosialisasi tentang bahaya limbah elektronik perlu dilakukan oleh semua pihak dibawah naungan pemerintah daerah masing-masing dengan melibatkan pihak berkompeten seperti produsen barang elektronik/gagtget, distributor, agen, LSM lingkungan hidup, warga dan lembaga terkait.
Sudah saatnya penanganan limbah elektronik sebelum membawa dampak yang membahayakan lingkungan hidup. Kapan lagi kalau tidak dipikirkan dan dimulai dari sekarang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H