Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pembelajaran Dasar Jurnalistik untuk Murid Sekolah

29 September 2017   13:40 Diperbarui: 29 September 2017   13:44 3141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebagai mata pelajaran ekstra kurikuler (ekskul), pengenalan sekaligus pembelajaran jurnalistik bagi kalangan murid sekolah menengah (SMP atau SMA/SMK) merupakan sebuah tawaran pilihan yang bijak dan cukup proporsional.

Penulis katakan bijak karena kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan media. Murid sekolah tidak hanya diajari menerima informasi melalui media, namun juga dilatih atau diajarkan untuk memproduksi informasi, mengolah dan cara menyebarluaskan kepada publik.

Demikian halnya dikatakan proporsional, karena melalui pembelajaran dasar-dasar jurnalistik para murid akan mengetahui dan memahami apa itu jurnalistik, sejarahnya, mulai dari media cetak, media elektronika hingga media internet yang semua produknya diproses melalui kegiatan jurnalistik. Melalui pembelajaran awal ini selanjutnya akan menuntun para murid untuk memahami fungsi dan peran jurnalistik atau pers dalam artian secara luas.

Hal yang lebih penting lagi, dengan pembelajaran jurnalistik -- diharapakan para murid semakin melek media/literasi media seiring percepatan jaman ditandai kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin canggih. Kesadaran bermedia dengan memahami karakteristik masing-masing media, paham proses komunikasi, hingga dampak media -- akan menjadikan generasi mendatang lebih cerdas dan kritis dalam menyerap isi media.

Mengingat jurnalistik merupakan ilmu praksis, yaitu tidak hanya diajarkan secara teoritis -- melainkan juga dilakukan praktek lapangan -- maka para murid/peserta didik ini dilatih terjun langsung mencari sumber berita, meliput peristiwa, menemui tokoh yang relevan diwawancarai  untuk bahan berita, diolah dan kemudian dipublikasikan.

Proses mencari/mengumpulkan bahan berita mulai dari tinjauan langsung ke lapangan, mengolah dan mempublikasikan melalui media (sesuai karakteristiknya) pastinya merupakan giat yang penuh tantangan. Disamping diperlukan kesiapan mental dan fisik, keberanian dan kemampuan melakukan penggalian/peliputan informasi, berinisiatif, bermotivasi keras ingin mengetahui sesuatu -- yang semuanya ini melekat pada diri jurnalis (wartawan/reporter).

Sekali lagi, mata pelajaran jurnalistik di sekolah menengah ini penulis katakan sebagai pilhan bijak dan proporsional. Sebagai wadahnya, pihak sekolah bisa menerbitkan buletin/majalah internal, atau bekerjasama dengan kalangan media sehingga para murid dapat belajar dan praktek jurnalistik secara nyata.

Banyak manfaat bagi generasi muda apabila sejak dini dikenalkan, diajari, dilatih dengan kegiatan teori sekaligus praktek jurnalistik, atau kalau boleh meminjam istilah learning by doing -- dengan harapan ke depan ikut mendorong terbangunnya masyarakat informasi yang sehat dan berkualitas.

 Disamping itu jika praktek-praktek jurnalistik ini terbiasa dan sering dilakukan oleh kalangan muda, bukan tidak mungkin di kemudian hari akan menjadi pilihan profesi. Ini sangat logis mengingat dunia jurnalistik merupakan bidang kerja yang dapat dikatakan sebagai profesi terbuka. Ketekunan dan keseriusan bagi siapa saja asal punya kemauan dan kemampuan pasti bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun