CGP A11 Kota Kediri
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 6
Oleh: Listyarini Intanti
Jurnal releksi ini menggunakan model 4F yaitu Fact, Feelings, Findings, Future. 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yaitu Fact (Peristiwa), Feelings (Perasaan), Findings (Pembelajaran), dan Future (Penerapan). Berikut ini jurnal refleksi dwimingguan dengan model 4F:Â
Fact (Peristiwa)Â
Pembelajaran Modul 2.2 ini dimulai dari tanggal 3 September 2024. Modul 2.2. Â Modul ini diharapkan dapat membantu CGP menjelaskan pentingnya pembelajaran sosial dan emosional untukk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di skeolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal dan mempraktikkan konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial dan emosional (KSE). Adapun kegiatan pembelajaran modul 2.2 ini adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 3 September 2024 pembelajaran Mulai dari Diri. Pada pembelajaran ini, saya melakukan refleksi kompetensi sosial dan emosional. Saya menceritakan tentang peristiwa yang pernah saya alami yang merupakan pengalaman yang kesedihan atau kekecewaan yang akhirnya membantu saya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Kemudian pada eksplorasi konsep, dipaparkan penjelasan secara mendalam tentang konsep-konsep pembelajaran sosial dan emosional, serta berdiskusi untuk  membuka wawasan saya tentang penerapan pembelajaran sosial emosional di sekolah. Setelah itu, dilanjutkan kegiatan ruang kolaborasi yang dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan tingkatan kelas. Dalam kelompok tersebut saling berdiskusi untuk menyusun rencana penerapan dari Pembelajaran Sosial Emosional terhadap murid-muridnya dan rencana penguatan PSE terhadap rekan guru dan PTK lainnya di sekolah. Dalam kegiatan ini saya bersama rekan anggota kelompok lainnya, merancang perencanaan penerapan pembelajaran PSE dalam upaya meningkatkan kompetensi sosial emosional, yaitu Kesadaran Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial, Keterampilan Berelasi dan Keputusan yang Bertanggungjawab, baik terhadap murid maupun penerapan terhadap rekan guru dan PTK lainnya. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Dan kelompok lain memberi tanggapan dan pertanyaan. Berikutnya adalah pembelajaran demonstrasi kontekstual yang mana merancang RPP atau Modul Ajar yang mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional didalamnya.
Pada tanggal 12 September 2024 Elaborasi Pemahaman dipandu oleh instruktur CGP, saya mendapat pemahaman lebih mendalam tentang penerapan sosial emosional serta kompetensi-kompetensi di dalamnya. Dalam pembelajaran kali ini, semakin membuka wawaasan saya tentang pentingnya pembelajaran sosiaal emosional diterapkan di sekolah. Saya juga mendapat berbagai pengetahuan baru tentang mindset pendidik yang harus memiliki semangat berinovasi untuk membantu anak mendapatkan pengetahuan dari lingkungan sekitarnya sehingga mencapai keselamatan secara sosial dan kebagahagiaan secara emosi. Selanjutnya pada koneksi antar materi, diminta untuk membuat koneksi modul 2.2 dengan modul-modul sebelumnya dan merefleksikan perubahan pemikiran, dari sebelum mempelajari modul dengan setelah mempelajarinya.Â
Pada tanggal 14 September 2024 Lokakarya 3 dilakukan secara luring di SMPN 1 Kediri. Pada pertemuan kali ini, mempraktekan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Setelah itu, rekan CGP saling memberikan umpan balik. Selain itu pada lokakarya ini, PP juga memberikan contoh bentuk-bentuk penerapan pembelajaran sosial dan emosional di kelas. CGP juga diminta untuk merancang strategi pengimbasan pembelajaran sosial emosional ini di sekolahnya terhadap pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pada akhir pembelajaran modul 2.2 ini dilakukan aksi nyata untuk membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial dan emosional di sekolah.
Feelings (Perasaan)Â
Perasaan saya selama pembelajaran berlangsung sangat bersemangat dan merasa termotivasi untuk menerapkan pembelajaran sosial dan  emosional di kelas dan di sekolah.  Dalam hal ini, saya ingin mengajak rekan pendidik dan tenaga pendidikan lainnya untuk mengimplementasikan kompetensi sosial dan emosional dalam pembelajaran.Â
Findings (Pembelajaran)Â
Saya memperoleh banyak wawasan baru dalam modul 2.2 kali ini, diantaranya  kenyataan bahwa pembelajaran sosial dan emosional merupakan bagian dari tugas seorang guru untuk menuntun murid dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya terutama kesejahteraan psikologisnya (Well being). Oleh karenanya penguasaan kompetensi sosial dan emosional harus menjadi tujuan dari pembelajaran semua guru. Selama ini saya berpikir bahwa hal yang berkaitan dengan emosi dan psikologis murid adalah wewenang dari guru konseling saja, ternyata pembelajaran sosial dan emosional harus diterapkan secara terencana, baik melalui pembelajaran eksplisit, integrasi praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, maupun melalui penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah.
Pendidik dan tenaga kependidikan juga perlu dikuatkan kompetensi sosial dan emosinya untuk menciptakan ekosistem sekolah yang nyaman dan menyenangkan agar murid dapat mengembangkan potensi akademiknya dan mencapai kesejahteraan psikologisnya.