Mohon tunggu...
Listyanti Dewi Astuti
Listyanti Dewi Astuti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

just another ordinary girl.. got nothing to show off...\r\n\r\nhttp://healthy-life-journal.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Memulai Bisnis Aksesoris (Part II)

4 Agustus 2012   21:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:14 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah udah selesai saur.. Mumpung lagi semangat nulis, lanjut deh tulisannya... yukkkk.. mariii,,,, Di tulisan sebelumnya ( http://dlizzius.multiply.com/journal/item/1/Memulai-Bisnis-Aksesoris-Part-I ) kita sudah sampai pada ATM.. So, uangnya udah banyak yaa... hihihi.. Bagi yg belum tau ATM apa yg kita bahas di sini, silakan baca tulisan sebelumnya.. Di sini akan kita lanjutkan mulai poin ke-7. 7. Jangan takut bermain warna Pada umumnya pemula cenderung takut untuk bermain warna. Padahal warna tabrakan juga cantik lho teman.. Selama susunannya menarik hati :) Contohnya adalah bros berikut ini:

Cantik kan teman2? :) Selain cantik, bros yang memadukan beberapa warna lebih mudah dipadu padankan dengan banyak warna baju. Tapi ada juga customer yang lebih suka bros simple dengan warna satu nada. Untuk tipe customer seperti ini, kita harus ikut rumus warna.. Wah wah.. apalagi tuhhh??? Masih inget kan sama pelajaran mewarnai waktu SD? Ada 3 warna dasar, yaitu merah, kuning, dan biru. Warna-warna lain adalah paduan dari tiga warna tersebut. Misalnya warna ungu, adalah paduan dari merah dan biru. Oleh karena itu, warna ungu cocok dipadu dengan warna merah atau biru. Warna hijau adalah paduan antara kuning dan biru, sedangkan warna orange adalah paduan antara merah dan kuning. Nah, agar cocok, padukan warna-warna dengan warna anaknya atau warna orang tuanya.. (y) 8. Koleksi bahan-bahan dasar terlebih dahulu, Mentang-mentang mau bikin aksesoris, jangan lantas semua-mua bahan diborong.. Tapi koleksi bahan2 dasar terlebih dahulu, lalu bahan2 pelengkap menyusul sesuai model yang akan kita buat. Nah, mana yang termasuk bahan dasar dan bahan pelengkap? Tergantung tipe bros kita. Untuk bros manik2, berikut daftarnya: Bahan dan peralatan dasar:
  1. mutiara sintetis
  2. kristal
  3. manik2 acrylic, terutama bentuk daun2an
  4. sarang bros
  5. peniti bros
  6. kawat 0,4 mm
  7. aneka macam tang
  8. glassbead dengan bentuk2 dasar (tabung, bola, daun, oval, dll)
  9. gunting, penggaris, cutter
  10. eyepin dan headpin
  11. macam2 kait dan ring
  12. senar

Nah, itu dia peralatan dasar yang wajib kita koleksi. Peralatan tambahan menyusul sesuai desain yang temen2 buat. Misal pengen bikin bros batu, baru deh kita beli batu2nya.Hal ini akan menghemat biaya produksi kita. Sayang dunk, udah kadung beli batu2an banyak, tapi banyak juga yg ga kepakek. Namun akan sangat berbeda jika jenis bros yang akan kita buat adalah bros teknik wire working. Dalam wire working, aneka macam kawat menjadi fardhu'ain hukumnya..:) 8. Hargai diri kita dan bersikap adil Sudah pasti sering kita dengar istilah "harga teman". Iya nggak? hehehe.. boleh lah sekali dua kali.. Tapi bagaimana jika banyak orang yang tau kita memberi harga yang lebih murah kepada pihak lain? wah, berabe ini. Pasti pada ngiri, dan gawatnya mereka bisa menjauh dari produk kita. Anggap semua customer adalah teman kita. Jika si A diberi diskon, maka si B juga berhak mendapat diskon meskipun kita tidak kenal dengan si B. Agak kejam ya? tapi ini lebih aman untuk bisnis kita dalam jangka panjang. Menawar juga merupakan hak customer. Untuk mengatasi hal ini, kita harus memiliki limit harga minimal untuk produk kita. Jangan sampai bermotto "asal laku", tapi juga harus menghargai karya kita sendiri. Kalau memang nawarnya udah keterlaluan (di bawah batas harga minimal), maka lebih baik dijual ke orang lain atau dipakai sendiri aja. Prinsip ini akan menguatkan bahwa produk kita memiliki kualitas dan bukan produk sembarangan. Dalam menerapkan harga juga jangan hanya menghitung bahan2 yang terpakai. Tapi juga hargai tenaga kita dalam membuat. Observasi dan bertanya pada senior akan sangat membantu dalam menentukan seberapa jauh dalam menentukan bayaran untuk lelah kita. Jangan melulu kerja bakti. Nah, teman2,.. sampai di sini dulu tulisan saya kali ini.. Mohon kritik dan sarannya. Usaha pasti berbuah hasil, dan sabar itu tidak ada batasnya :) Good luck Salam hangat -dewi- http://dlizzius.multiply.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun