Akhir-akhir ini drama Yumi Cells meraih banyak respon positif dari penggemar drama korea. Drama ini di adaptasi dari webtoon karya Lee Dong Gun dengan judul yang sama. Aktris maupun aktor mulai dari Kim Go Eun, Ahn Bo Hyun dan Park Jin Young telah sukses memainkan karakter peran masing-masing bersama dengan para sel nya. Drama Yumis Cells tidak hanya menghibur akan tetapi juga memberikan pengetahuan kaitannya dengan karakteristik yang dimiliki oleh individu baik laki-laki maupun perempuan.
Dalam drama tersebut aktris Kim Go Eun yang berperan sebagai tokoh utama yaitu Kim Yumi dengan apik menampilkan karakter masing-masing sel nya. Sel emosi, sel akal serta sel cinta menjadi primadona sel yang ada dalam karakter Kim Yumi. Berbeda dengan Ahn Bo Hyun dan Park Jin Young yang memainkan peran masing-masing sebagai Gu Woong dan Yu Ba Bi, sel yang lebih mendominasi adalah sel akal dan sel cinta. Jarang terlihat peranan sel emosi dalam karakter kedua laki-laki tersebut.
Sel emosi seringkali mendominasi pengambilan langkah maupun keputusan Kim Yumi. Dalam beberapa episode pada kedua season, ketika sel emosi sedang marah atau ingin meluapkan amarah terdapat sel lain yang menenangkan yakni dengan yoga bersama. Terkadang sel emosi mereda akan tetapi seringkali tidak berpengaruh dalam arti tetap meluapkan amarahnya. Pada season pertama kemarahan sel emosi memuncak ketika mengetahui Gu Woong memiliki teman perempuan yang ikut campur dalam percintaan mereka dan pada season kedua sel emosi lebih mampu meredam amarah dengan sel cinta yang lebih dominan saat bersama Yu Ba Bi meskipun pada akhirnya kisah cinta mereka berakhir karena Yu Ba Bi sempat goyah karena teman perempuannya. Pengambilan keputusan Kim Yumi yang dikendalikan oleh sel emosi sering berakhir dengan sesuatu yang kurang baik.
Berdasarkan ulasan singkat terkait drama Yumi's Cell, terdapat perbedaan karakteristik perempuan dan laki-laki. Karakter sel emosi dalam drama Yumis Cells dapat diulas pada pembahasan ilmu psikologi. Crawford dkk (1992) menjelaskan terdapat perbedaan karakter yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Perempuan memiliki karakter yang lebih banyak menampilkan kesedihan dan ketakutan dibandingkan laki-laki yang cenderung mengungkapkan emosi dengan amarah. Perempuan juga lebih mudah untuk memperlihatkan gambaran dari emosinya secara verbal yakni dari raut muka maupun ucapan. Akan lebih baik jika individu mampu untuk mengendalikan emosi yang dimiliki.
Seperti yang dilakukan dalam drama Yumi's Cell, kemarahan sel emosi dapat diredam salah satunya dengan yoga bersama sel lain. Begitu pula individu memerlukan adanya regulasi emosi guna mengontrol emosi yang dimiliki. Gross (2007) mengartikan regulasi emosi sebagai cara individu dalam mempengaruhi emosi yang dimiliki yakni kapan dan bagaimana individu tersebut mengalami serta mengekspresikan emosinya. Dalam regulasi emosi, individu akan tetap tenang meski sedang dibawah tekanan. Terdapat dua strategi dalam regulasi emosi yakni (1) Cognitive Reapraissal disebut penimbangan ulang yakni menimbang kembali interpretasi subjektif individu terhadap rangsangan di lingkungannya. (2) Exspressive Suppression disebut penekanan ekspresi yakni bentuk pengurangan emosi dengan mengurangi ekspresi dari raut muka yang dilakukan secara sengaja. Â
Shinantya dan Julia (2017) dalam jurnal psikologi sosial mengungkapkan faktor yang mempengaruhi regulasi emosi mulai dari pengalaman emosional, pengaruh sosialisasi, pola asuh dan budaya yang berlaku di masyarakat. Pengalaman emosi yang dimiliki oleh laki dan perempuan membuat terjadinya perbedaan dalam regulasi emosi karena pengaruh lingkungan sekitar seperti perempuan lebih memilih lingkungan rumah karena menganggap tempat yang paling nyaman, hangat dan menyenangkan sedangkan laki-laki lebih memilih lingkungan luar rumah yang lebih menantang. Selain itu, perbedaan regulasi emosi juga berkaitan dengan interaksi sosial di masyarakat serta pendidikan dan pola asuh keluarga yakni adanya pembiasaan karakter individu dalam peran yang sedang dijalani baik sebagai laki-laki maupun perempuan.
Sumber:
Crawford, J., Kippax, S., Onxy, J., Gault, U., and Benton, P. (1992) Emotion and Gender: Construction Meaning From Memory. London, Sage.
Gross, J. J. (Ed.) (2007). Handbook of emotion regulation. New York: Guilford