Mohon tunggu...
Listiyo Fitri
Listiyo Fitri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

ingin sesederhana bung hatta, tapi kuat seperti bung karno\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Kisah Tentang Anak Arimbi

5 September 2013   12:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:19 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kisah tentang anak setengah manusia setengah raksasa bernama Gatotkaca.
Lahir dari rahim Arimbi yang tak sempat menimangnya semasa bayinya.
Dipaksa dewasa secara fisik oleh para dewa, tapi tidak emosi dan jiwanya.

Tak seperti Antareja, saudara seayahnya yang diasuh oleh Sang Hyang Antaboga, kakeknya.
Atau Antasena yang juga anak Bima, yang diasuh oleh Sang Hyang Baruna.
Dia besar di bawah doktrin Kresna, pamannya. "Kau Gatotkaca, jadilah pembela para Pandawa".
Dia bangga ketika ayahnya Bima memamerkannya di depan ksatria lain. "Lihatlah, ini anakku yang perkasa".

Dia tak paham ketika bertemu Dewi Pergiwa, membuatnya kalang kabut.
Kalang kabut gandrung sampai meluluhlantakkan gunung.
Sang ibupun hadir menghibur. "nak, ini yang dinamakan jatuh cinta. Kau sedang jatuh cinta pada anak pamanmu, Arjuna. Sampaikanlah berita baik ini kepadanya".

Kebahagiaan datang bersama kelahiran sang penerus.
Hingga tiba saat takdir menyapanya lewat Kresna. "Gatotkaca, tunjukkanlah baktimu kepada Pandawa".
Maka Padang Kurusetra menjadi saksi ketika keris Kuntawijayandanu menuju ke warangka yang bersemayam dalam perutnya

Kematian yang dibanggakannya.

Tapi dia lupa, dia meninggalkan seorang ibu yang tak puas menimang dan berkasih-kasihan dengannya.
Dan sang ibu pun memutuskan menyusul menemaninya.

Kresna hanya bisa terdiam menenangkan Bima bersama Pandawa yang tetap berjumlah 5.

Demikian kisah Gatotkaca, superhero yang juga manusia.

-----------------------------------------------------------

Arimbi's Theme *)

air mataku membelai pilu
dibawa tuk ku kutuk memasrahkanmu
bukan pilihan tapi suratan
hanya pusaka yang hentikan tangisan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun