Indonesia merupakan negara multikultural yang menjadi tempat tinggal bagi ratusan suku dan etnis yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dari banyaknya suku yang tersebar di Indonesia ternyata masih banyak suku yang terisolir dan kurang tersentuh oleh modernisasi sehingga jauh dari teknologi dan masih mengikuti kebudayaan leluhur. Masih banyaknya hutan dan pulau-pulau terpencil di Indonesia  mengakibatkan masih banyaknya suku primitif yang masih eksis di Indonesia. Terdapat banyak faktor yang mengakibatkan suku tersebut terisolir, diantaranya akibat dari letaknya yang jauh dari kehidupan masyarakat biasa hingga mereka sendiri yang menolak pengaruh dari luar.Â
Salah satu suku yang terisolir tersebut adalah suku Polahi, suku Polahi berdiam diri di pedalam hutan Baliyohuto, Gorontalo. Adapun nama 'Polahi' ini berarti 'pelarian', yang dimana awal mula suku Polahi yaitu dari adanya segelintir masyarakat Gorontalo yang memillih meninggalkan tempat tinggalnya dan masuk ke dalam hutan demi menghindari kolonialisme Belanda dan mulai beradaptasi dengan kehidupan di hutan ketika Indonesia telah merdeka. Saat ini suku Polahi cenderung menutup diri dari masyarakat luar karena menganggap masyarakat luar adalah ancaman penjajah, sehingga tidak ada perkembangan modernisasi didalam suku Polahi.Â
Suku Polahi dianggap menjadi suku terpencil di Indonesia, dulu suku Polahi sempat berpenampilan primitif tanpa busana dan saat ini suku Polahi telah berubah menjadi lebih baik. Meskipun begitu, kebiasaan  suku Polahi yang mengundang kontroversi masih dilakukan yaitu kebiasaan pernikahan sedarah.Â
Banyak orang beranggapan bahwa ini adalah penyimpangan, namun bukan tanpa alasan suku Polahi melakukan ini, alasan suku Polahi melakukan kebiasaan ini adalah karena Polahi hanya diisi oleh segelinir orang yang itu-itu saja dan mereka yang tinggal berdekatan pada masa kolonialisme dan berkembang hingga sekarang. jangan heran jika berkunjung ke Polahi dan menemukan kombinasi antara pernikahan orang tua dengan anak atau anak dengan saudara kandungnya.
Selain pernikahan sedarah, suku Polahi juga mempunyai kebiasaan berpoligami. Sudah menjadi hal lazim jika suami menikahi lebih dari satu wanita. Berbeda dengan poligami pada umumnya, poligami yang terjadi pada suku Polahi masih bersinggungan dengan kebiasaan sebelumnya yaitu menikahi dua saudara sekaligus dan sebagainya.Â
Seperti yang kita ketahui bahwa pernikahan sedarah adalah hal yang menyalahi aturan agama, hukum dan kesehatan. Karena jika melakukan pernikahan sedarah maka anak yang dihasilkan akan memiliki kecacatan khusus namun hal ini tidak terjadi di suku Polahi, anak-anak yang dihasilkan dari perkawinan sedarah memiliki tubuh yang normal dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H