Mohon tunggu...
Maezatul listiani
Maezatul listiani Mohon Tunggu... Lainnya - Titi

Lombok📍 Uin malang Pendidikan islam anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mutual Respect untuk Menciptakan Keterampilan dalam Berhubungan dengan Orang Sekitar

23 Desember 2021   21:47 Diperbarui: 23 Desember 2021   21:54 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Definisi Relatioship skill

      Keterampilan dalam hubungan merupakan kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan dengan dukungan, secara efektif. Dan juga untuk berkomunikasi dengan jelas,sehingga dapat bekerjasama dengan baik.

     Keterampilan hubungan atau relationship skil yang baik ialah kemampuan untuk membentuk dan menjaga hubungan yang bernilai positif, baik dengan teman sebaya, keluarga maupun orang lain, dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Keterampilan hubungan berkaitan dengan bagaimana cara anda berkomunikasi yang jelas, bagaimana bekerjasama yang baik dengan rekan anda, serta memberikan bantuan ketika ada orang atau teman yang membutuhkan bantuan anda.

     Perlu diketahui bahwa pada tahun-tahun awal sekolah dasar , saat itulah anak berada pada lingkungan sekolah yang formal,dan memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan teman sebaya ataupun dengan orang yang lebih dewasa. Hal ini memiiki pengaruh yang positif pada anak, dimana anak dapat mengembangkan serta memperluas pemahaman anak terjkait dunia luar, ataupun dunia sekolah. Faktanya anak-anak pada usia taman kanak-kanan, sedang berada dalam fase untuk mengembangkan kemampuan atau keterampilan untuk mengenali berbagai emosi serta perasaan yang dia rasakan serta penyebabnya apa. Tidak sampai disitu anak dengan keterampilan dalam membangun hubungan akan mebentuk akan untuk dapat mengelola serta mengontrol emosi yang sedang dia rasakan, dan bagaimana berperilaku dengan baik. Secara keseluruhan konsep ini didasarkan pada lima kompetensi CASEL atau collaborative, for academic, social, and emotional learning .

      Anak yang memiliki keterampilan dalam menjalin hubungan dan mempertahankan hubungan tersebut, ditandai dengan anak yang belajar menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara dan berinteraksi dengan orang lain,mampu bekerja sama dengan  cara sharing atau berbagi mainan, bergiliran menggunakan mainan, dapat saling membantu ketika mendapat tugas berkelompok,hal ini mampu mengembangkan keterampilan anak yang lebih lanjut. dan proses berkelanjutan ini tidak akan mudah dan butuh waktu untuk membiasakan anak berlaku konsisten dalam bersikap sopan dan berbagi.

     Kaitannya dengan relationship skill, anak dapat meningkatkan keterampilan ini melalui social awareness atau dengan keterampilan sosial mereka ketika berinteraksi dengan orang lain, hal ini orang tua memiliki peran dalam membantu anak utnuk menjaga keterampilan hubungan ini, agar anak memiliki hubungan yang baik dengan siapapun. Adanya keterampilan hubungan yang kuat dalam diri anak, dapat membantu mengembangkan sosial emosional anak, dan memiliki sifat empati terhadap teman sebaya ataupun orang lain.  Dengan membangun keterampilan hubungan sejak dini, dapat mempersiapkan anak dimasa yang akan datang, dengan memiliki relasi yang luas tentunya.

      Melalui keterampilan hubungan,anak dapat menemukan dengan siapa mereka belajar dan bagaimana cara memahami orang lain sehingga tercipta sifat empati. Maka diperlukan sebuah pengajaran untuk mempermudah anda dalam membantu anak untuk mengembangkan keterampilan hubungan yang baik dengan orang dalam hidupnya.

     Membentuk hubungan, sama saja dengan memberika gambaran terkait proses dalam menjalin hubungan emosional dengan teman sebaya ataupun orang di sekitarnya. Melalui hubungan ini, anak di didik untuk mengenal siapa dirinya sendiri,serta bagaimana belajar untuk memahami orang lain, yang memili latar belakang serta persepsi yang berbeda dengan dirinya. Ketika sudah terbentuk keterampilan hubungan, akan mempermudah anak dalam memahami serta menikmati hidup, dengan cara terbuka atara orang lain atau tidak membatasi diri, memiliki sikap antusias, dan empati.

        Saat bayi dilahirkan untuk berhubungan dan terhubung dengan orang lain, tujuannnya untuk terus mengembangkan keterampilan sosial dalam membentuk keterampilan hubungan yang baik dan kuat agar terjalin sepanjang masa.Misalnya, seorang bayi yang baru saja lahir, acapkali menatap wajah ibunya saat disusui. Dia mengenali ibunya sebagai orang yang special dan penuh kasi sayang, dimana ibu selalu ada untuknya, seketika bayi merasa tenang saat digendong oleh ibunya. Hal ini ditunjukkan bahwa bayi merasa dicintai, dan dapat mempercayai orang lain saat ia digendong ataupun merawatnya serta memperlakukannya dengan baik.

Dalam membangun keterampilan hubungan atau memelihara ikatan emosional pada anak diperlukan beberapa ide dibawah ini:

     Perlihatkan bahwa anda mensupport apapun yang dilakukan anak,dengan cara memberikan perhatian bukan mengabaikan apa yang dikerjakan anak. Ketahuilah perhatian adalah menunjukkan apa yang dia inginkan, karena anak sangat senang diperhatikan, bahkan sering kali mencari perhatian kepada orang sekitarnya. Anda dapat menunjukkan dengan mengomentari atau memberikan pujian atas apa yang sedang dikerjakan, seperti lukisanmu sangat indah, dengan banyak warna yang kamu gunakan untuk membuat gambar ini. Melukis bersama terdengar lebih mengasikkan dan juga Ini akan membantu anak belajar terkait kerja sama yang baik dan kegembiraan yang meningkat dan aspek penting untuk menciptakan hubungan yang baik.

              Ketika kita ingin membentuk dan menjalin hubungan yang baik dan bersifat positif,dapat ditunjukkan dengan cara mengerti perasaan secara tepat serta mampu mengerti dan mengenali perasaan orang lain.  Sebagai orang tua, perlu untuk mengajari anak bagaimana cara untuk melampiaskan atau mengekspresikan emosi yang sedang ia rasakan, seperti bagaimana melampiaskan ketika dia marah, dan sedih, mungkin dengan berhitung, menggambar, atau membantu anak untuk mengontrol emosinya dengan menanyakan perasaannya dan memberikan solusi yang tepat untuk anak. Tentu saja hal ini tidaklah mudah, namun bisa dimulai dari anda sendiri sebagai orang tua, yakni mengungkapkan perasaan senang atau sedih yang beralasan, seperti saya senang karena kamu membantu saya merapikan mainan, atau saya sedih karena kamu sangat aktif sampai mainan berserakan dimana-mana. Penting sekali untuk anak mengetahui perasaan anda sebagai orang tuanya, bukan hanya mengerti bagaimana perasaan anak, terkadang diperlukan mutual respect atau perasaan saling menghargai perasaan antara anak dan orang tua. Dari hal yang sederhana ini, perlahan akan membantu anak untuk dapat mengekspresikan perasaanya dengan spontan dan tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun