Ada sebuah kabar menarik dari negeri sebelah, Singapore. Perdana Menteri Singapura dan sejumlah pejabat tinggi lainnya, seperti menteri dan pimpinan parlemen, akan dipotong hingga 1/3 nya. Gaji Perdana Menteri Lee Hsien Long turun 36% menjadi SGD 2,2 juta, gaji Presiden Singapore juga didiskon 51% menjadi SGD 1,54 juta. Hal senada juga berlaku bagi menteri dan sejumlah pejabat pemerintahan lainnya. Keputusan ini didasarkan pada Komite Peninjauan Gaji yang dibentuk oleh PM Lee sendiri sekitar tujuh bulan yang lalu. Komite tersebut dibentuk melihat desakan masyarakat yang merasa gaji pejabat di Singapore terlalu tinggi. PM Lee juga telah menerima rekomendasi tersebut dan akan meneruskan ke parlemen untuk segera ditetapkan sebagai basis gaji politik.
Sungguh menarik, Singapore, sebuah negeri yang terbilang sudah sangat makmur, masih mendengar kata rakyatnya. Keluhan masyarakat tak hanya didengar, namun juga ditindaklanjuti, meski hasilnya mengurangi kemakmuran pejabatnya. Sungguh kontras dengan kondisi di Indonesia, negeri yang besar namun masih bertaburan kemiskinan. Dimana rakyatnya masih bergelut dengan sulitnya makan pada esok hari, dimana kesehatan masih merupakan barang yang sungguh mewah. Pejabatnya masih terus menerus berupaya menaikkan kemakmurannya baik melalui anggaran resmi APBN maupun korupsi. Jangankan menurunkan gajinya sendiri, permintaan untuk mengekang hawa korupnya saja tak mampu. Berita korupsi sudah menjadi keseharian seperti layaknya berita ramalan cuaca.
This is Indonesia. Selamat pagi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H