Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pilih Mana: Global Positioning System atau Gunakan Penduduk Sekitar?

6 Januari 2017   22:40 Diperbarui: 7 Januari 2017   12:27 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi I motorburn.com

Pepatah mengatakan, "Malu Bertanya Sesat di Jalan". Tapi kini sepertinya sudah menjadi "Malu Bertanya kan ada GPS". Jadi tanpa bertanya pun tak akan jadi sesat, begitu? Tapi apa iya?

Pembahasan kali ini lagi-lagi tak jauh dari keresahan saya. Semacam curhat gitu, dari si yang suka bingung soal arah mengarah, ya saya sendiri, siapa lagi? Dari pengalaman-pengalaman mengendarai kendaraan sendiri ke tempat yang belum saya kenali, saya banyak belajar terutama soal arah mana yang harus saya percayai, GPS yang ini (global positioning system) apa yang itu (gunakan penduduk sekitar)? Hmm....

Seperti kita sama-sama tahu, Global Positioning System atau lebih familiar disingkat GPS memang banyak membantu hari-hari kita sekarang. Bisa menyelamatkan dari ketersesatan, menjadi tahu arah mana yang harus diambil,menerka jarak dan posisi, dan tidak membuat kita harus bertanya lagi?

Saya termasuk orang yang tidak menaruh sepenuh kepercayaan pada GPS
Pasalnya saya pernah membaca beberapa kejadian akibat terlalu percaya dengan GPS dan itu kurang mengenakan seperti tersesat sampai nyaris tercebur atau yang mengenaskan sampai terbunuh karena ternyata masuk sarang penjahat. Hiiii... Karena itulah, saya tidak mau ambil risiko, saya lebih mengandalkan pada GPS tradisional sebut saja dengan Gunakan Penduduk Sekitar. Haha.

Ya, saya ingat betul. Saya pernah menjadi teman yang merepotkan. Setiap pergi ke suatu tempat yang belum saya tahu pasti, saya selalu mengabari teman saya yang kebetulan ada di tempat itu. Setelah membuat janji untuk memintanya jadi petunjuk arah dan biasanya kami bertemu di tempat strategis lalu setelah itu jalan beriringan. Tentu, sebelumnya saya tak lupa memberi nasihat padanya, "Pelan-pelan, ya". Soalnya kalau ketinggalankan sama aja dong dan saya paling takut tersesat. Dulu. 

Belajar Memahami GPS yang Benar
Setelah sadar, walau tidak sepenuhnya mau sadar sih, akhirnya saya mengandalkan juga GPS versi canggihnya. Ya, apalagi aplikasi seperti google maps sudah otomatis terpasang di gadget, kasihan kalau dia nganggur aja cuma urun nampang.

Nah, karena mulai belajar percaya, pada malam sebelum berangkat di esok harinya, saya selalu sempatkan membuka GPS, mencoba menjadi paham apa yang muncul di sana. Terutama titik-titik yang bisa dijadikan patokan, misal ada minimarket, dekat masjid, sehabis pertigaan, di kiri jalan dan sebagainya. Sebagai gambaran aja, ngapain di hafalin kan bisa di simpan. Ya to? Kurang kerjaan gak menurutmu? 

Pengalaman yang tak terlupakan dari menggunakan GPS: Telpon Genggam yang Nyaris Terlindas....
Sebenarnya ini nyaris jadi tragedi ngenes tetapi syukurlah masih bisa selamat. Memang, sayanya sih yang ceroboh. Lagi nyetir sepeda motor masih pede sambil buka telpon genggam pakai tangan. Walau sudah pelan dan berada di pinggir, namanya jatuh bisa terjadi juga. Jangan dicontoh,ya. Kecuali kamu punya holder buat tempatnya.

Beruntung, walau sempat jatuh dan terbentur cukup keras. Sampai bunyi breggggg. Telpon genggam masih ditakdirkan bersama saya. Pun memang situasinya yang sepi karena kendaraan di belakang jaraknya lumayan jauh.

Tapi..karena sedikit trauma, akhirnya saya memilih untuk fokus ke jalan saja. Gunakan insting, saya mencoba meniru apa yang sering Bapak lakukan ketika pergi ke suatu tempat yang belum pernah disinggahi. 

Alhamdulilah, waktu itu sepertinya insting saya lagi bagus. Nemu jalan kebenaran lagi deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun