Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pahami Ini Sebelum Panik dan Takut Mengalami Kebotakan

7 Februari 2017   21:47 Diperbarui: 8 Februari 2017   10:25 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ekspresi wanita pabila menemukan rambutnya rontok I http://noskinproblems.com/

Adakah hari di mana rambutmu tetap ada di tempat dan tidak ada satu pun yang rontok?

Bagi wanita, paling tidak saya sendiri, menemukan rambut rontok adalah sesuatu yang tidak membahagiakan. Karena hal itu bukan hanya mengurangi jumlah “mahkota”, namun juga membuat saya harus sabar membersihkan helai demi helainya, baik yang nyangkut di sisir maupun yang jatuh berceceran di lantai kamar atau yang juga jadi berjatuhan ketika sedang keramas di kamar mandi? 

Jumlahnya yang tidak cuma satu atau dua kadang juga berhasil membangkitkan rasa takut --yang lebay, takut jadi botak misalnya. Tapi, apa iya, masa sih?

Memahami Rambut

Sebelum mencari tahu kenapa setiap hari kita harus merelakan rambut yang jatuh, ada baiknya memahami si rambut itu sendiri. Ya, ternyata soal rambut tidak sesederhana kelihatannya lho. Dilihat dari letaknya saja, struktur rambut dapat dibagi dua yaitu akar rambut (folikel) yang letaknya ada di dalam permukaan (tempat di mana rambut akan tumbuh) dan batang rambut yang terlihat di permukaan kulit kepala.

Rambut yang bisa kita lihat setiap kali berkaca atau disebut batang rambut ternyata adalah sejenis protein yang bernama keratin, protein yang juga ditemukan di kuku dan kulit kita. Sel-sel dibagian rambut ini sebenarnya sudah mati, bukan sesuatu yang hidup. Lha, kalau mati kenapa rambut bisa tumbuh? ingat ada akar (folikel), akar merupakan bagian yang aktif, yang membuat jadi terus tumbuh. Adapun tiga jenis lapisan yang menyusun batang rambut yaitu medula (lapisan dalam), koteks (lapisan tengah) dan kutikula (lapisan luar). Di antara ketiga lapisan itu, korteks adalah lapisan yang paling mendominasi.

Rata-rata rambut yang ada di kepala dapat tumbuh sekitar 0,3-0,4 mm per hari atau bisa juga mencapai 15 cm per tahun. Uniknya, siklus pertumbuhan dan rontoknya rambut manusia sifatnya acak, di mana antar rambut yang satu dengan yang lain punya “takdir sendiri” tergantung ada di tahapan yang mana. Tahapan yang dimaksud adalah anagen, catagen dan telogen. Apa lagi itu?

Anagen, yaitu fase rambut sedang aktif-aktifnya tumbuh, sel yang ada di akar rambut sedang membelah dengan cepat. Selama fase ini,rambut dapat tumbuh sekitar 1 cm dalam 28 hari dan  dapat terus berlangsung dua sampai enam tahun kemudian. Nah, jika kemudian seseorang merasa sulit panjang, itu pertanda bahwa fase anagenmu berdurasi pendek. Sebaliknya, seseorang yang berambut panjang punya durasi yang lebih panjang pula. Ini jadi rahasia princess Rapunzel, barangkali.

Fase ini pun jadi jawaban mengapa rambut di daerah lain seperti bulu kaki, bulu mata dan alis tidak sepanjang rambut di kepala, yaitu karena fase anagen yang sangat singkat, hanya 30-45 hari saja.

Selanjutnya, catagen atau tahapan transisi di mana pertumbuhan sudah terhenti. Sekitar 3 persen rambutmu berada di tahap ini setiap waktunya dan berlangsung selama dua sampai tiga minggu.

Terakhir, telogen atau fase istirahat. Dari rambut yang kita punya, ada sebanyak 6-8 persen rambut sedang berada di tahap ini. Untuk rambut yang ada di kepala, tahapan telogen bisa berlangsung selama 100 hari atau 3 bulan sedangkan untuk rambut seperti alis, bulu mata atau kaki lebih lama lagi. Normalnya, setiap hari sekitar 25 sampai 100 rambut telogen akan dijatuhkan, dirontokan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun