Sudahkah kalian tahu bahwa hari ini tanggal 14 November ,International Diabetes Federation (IDF) dan World Health Organization (WHO) menetapkan sebagai hari peringatan “Diabetes Melitus Se-Dunia”? Ya, Tanggal ini diambil dari hari kelahiran dari Frederick Banting. Frederick dan Charles Best adalah orang yang menemukan bahwa insulin dapat digunakan untuk mengobati pasien diabetes pada tahun 1922.
Diabetes Melitus (DM) atau lebih dikenal masyarakat dengan istilah kencing manis adalah suatu kelainan metabolik yang menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi (melebihi normal). Beberapa jenis DM yaitu DM Tipe 1, DM Tipe 2 dan Diabetes gestasional (DM pada ibu hamil). DM Tipe 1 terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan hormon insulin akibat rusaknya sel beta pankreas ( pabrik insulin dalam tubuh), biasanya bersifat idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) . Sedangkan Diabetes Tipe 2 terjadi karena resistensi/ketidakmampuan insulin mengenali glukosa yang berada di dalam tubuh yang menyebabkan beredarnya glukosa dalam darah berlebihan .
Seperti yang dilansir Liputan6.com , Data studi global menunjukan bahwa jumlah penderita DM tahun 2014 telah mencapai 382 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Sementara itu, 316 juta orang saat ini berisiko diabetes tipe 2. International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Pada tahun 2013, Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta penderita Diabetes yang merupakan jumlah ke-empat terbanyak di Asia dan nomor-7 di dunia. Hal ini bisa jadi akan terus meningkat karena yang mulai terkena diabetes semakin muda.Pasien yang sudah menderita DM perlu melakukan diet dan mengatur jumlah, jenis serta jadwal waktu makan secara teratur. Kepatuhan terapi gizi merupakan faktor utama dalam pengendalian gula darah.
Hampir sebagain besar penyakit Diabetes Miletus yang terjadi (meliputi lebih 90 % dari semua populasi diabetes) adalah kejadian DM Tipe 2 yang diakibatkan dari faktor gaya hidup / lifestyle yang salah. Pola makan hampir memegang peranan penting dalam pengendalian dari sebuah penyakit. Seperti halnya kejadian penyakit Diabetes Melitus terutama tipe II ini . Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko terjadinya DM :
1. Tidak makan secara berlebihan
Secara umum, kebutuhan kalori tergantung dari berat-badan, aktifitas fisik dan usia. Rata-rata orang dewasa membutuhkan 2000-2200 kalori. Apabila seseorang membiasakan mengkonsmsi makanan dengan kalori melebihi seharusnya akan mengakibatkan terjadinya penumpukan glukosa yang disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh dan resiko terjadinya peningkatan berat badan yang tidak diinginkan. Kemudian berimbas pada kejadian obesitas yang berkaitan erat dengan resistensi insulin.
2. Pilihlah makanan dengan Indeks Glikemi Rendah
Secara sederhana Indeks Glikemi (IG) adalah tingkatan atau rangking pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah. Makanan IG rendah dapat menyuplai energi dengan stabil sehingga tidak mudah lapar. Cara mudah mengetahui IG sebuah makanan adalah jika makanan itu mengandung IG tinggi biasanya makanan yang mudah ditelan (tidak seret) , sedangkan IG rendah adalah makanan yang agak seret karena mengandung serat yang tinggi. Berikut ini contoh makanan dengan IG rendah adalah roti gandum, beras merah, kacang-kacangan, oatmeal, dan yogurt rendah lemak.
3. Membatasi makanan tinggi lemak
Konsumsi makanan tinggi lemak merupakan faktor risiko obesitas. Hubungan obesitas dan kejadian Diabetes Melitus sangatlah erat.Terutama Obesitas sentral (lemak berlebih di daerah perut) akan meningkatkan resiko karena jaringan lemak visera ( di- mana sel lemak di sekitar organ di dalam perut ) dapat menyebabkan resistensi insulin.
4. Perbanyak konsumsi sayur dan buah tinggi antioksidan
Menurut penelitian,antioksidan pada penderita DM sangat rendah. Padahal antioksidan adalah zat yang dapat menangkal radikal bebas yang dapat mengganggu sistem metabolisme maupun mengganggu fungsi dan susunan sel di dalam tubuh. Kadar radikal bebas dalam tubuh juga berhubungan dengan terjadinya stress. Beberapa sumber antioksidan adalah vitamin (vitamin A, C, E), mineral (mangan, seng dan tembaga), beta-carotene, dan teh hijau. Contoh lainnya adalah daun katuk, bunga kol, daun pepaya, wortel, daun singkong , bayam, tauge, dan kacang panjang.