"Jangan makan malem-malem, bikin gendut tauu"
"Eh ini kan udah malem, kok kamu makan sih. Taar gendut loh.."
"Belum makan, laper. Tapi ini udah malem, nanti aku gendut lagi"
Pernyataan di atas pasti sudah kelihatan familiar di kehidupanmu, bukan? Namun, selama ini apa kamu mempercayai dengan betul "omongan" tersebut? Atau hanya ikut-ikutan saja? Pernah membaca bukti yang sebenarnya, atau jangan-jangan selama ini hanya sekadar mitos belaka?
Baiklah, biar tulisan kali ini jadi "pintu gerbang" pengetahuanmu, bagaimana sih sebenarnya yang terjadi ketika makan di malam hari?
Badan Gini-gini Aja Meski Makan di Waktu Malam
Sebenarnya, bahasan soal makan di waktu malam hari ini datang juga dari pengalaman saya pribadi. Di awal perkuliahan, semester 1 sampai 4, saya termasuk orang yang punya hobi makan di waktu malam. Gak tanggung-tanggung bahkan nyaris tengah malam, jam 11-12.
Alasannya kenapa baru makan kok jam segitu? Ya, karena di semester tersebut saya sedang giat-giatnya ikut unit kegiatan mahasiswa. Pun kegiatan yang saya ambil lebih banyak pada aktifitas fisik,menari.
Latihan dari sore hari yang disambung dengan rapat setelahnya membuat saya dan teman-teman sering menjadi "kelaparan" di waktu malam.
Hal itulah yang lalu membuat kami hadi terbiasa "gentayangan" di jam tersebut. Apalagi kalau bukan tujuannya untuk mencari tempat makan yang masih buka. Apa saya dan teman-teman menjadi gendut setelah itu? Nggak juga, badan kami ya gini-gini aja kok.
Yang Terjadi Sesungguhnya
Mau pagi siang atau malam, kalori tetap kalori. Yang membuatmu jadi gendut ketika di makan hari bukanlah karena waktunya. Tetapi jumlah dan jenis makanan apa yang kamu makan. Ingat, prinsipnya berat badan naik itu adalah ketika kalori yang masuk lebih besar dari keluarkan.
Bukan soal kapan waktunya. Yang menjadikannya salah adalah kecenderunganmu memilih makanan yang padat kalori sedang gizinya diabaikan. Seperti makanan tinggi karbohidrat, tinggi gula.