Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ibadah Berkah, Kolesterol Tak Masalah

4 Oktober 2014   20:20 Diperbarui: 3 Agustus 2020   11:40 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Kompas Travel)


Selain Hari Raya Idul Fitri, ada hari besar yang dinanti umat Islam diseluruh dunia yaitu Idul Adha atau lebih kenal dengan Hari Raya Kurban. Memang tidak semeriah Idul fitri, namun Ibadah ini mengajarkan umat Islam akan arti ketaatan kepada Allah swt. Ibadah ini mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim yang harus mengikhlaskan anaknya sendiri yang bernama Ismail untuk disembelih. Namun atas KebesaranNya, Allah swt menggantikannya dengan hewan. Hewan yang kita kenal sekarang dengan hewan kurban. Oleh karena itu, di saat Hari Raya Kurban datang umat muslim yang mampu akan berbondong-bondong membeli hewan kurban sebagai bentuk ibadah kepada Allah swt.

Hewan yang sering kali dijadikan kurban di Indonesia adalah sapi dan kambing. Biasanya, masyarakat yang menerima hewan kurban akan mengolahnya sebagai bahan makanan seperti gulai, rendang atau sate. Dari sisi gizi,  kedua hewan ini merupakan sumber protein dan lemak hewani. 

Tiap 100 gr daging sapi dan kambing masing-masing mengandung energi sekitar 207 kalori dan 154 kalori. Lemak dan protein yang terkandung dalam daging sapi juga lebih tinggi dibandingkan dengan daging kambing.  Namun , perlu diperhatikan juga bahwa masyarakat tak hanya mengkonsumsi dagingnya saja melainkan jeroan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang cukup tinggi. Perlu diperhatikan konsumsinya dengan mengatur dari segi jenis dan jumlah karena  jika dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Terlebih jika seseorang  yang mempunyai riwayat hiperkolesterolmia, hipertensi , dislipidemia dan penyakit jantung.

Ketika berbicara tentang lemak kita akan selalu menghubungkannya dengan kolesterol. Kolesterol adalah komponen lemak yang terdapat pada seluruh produk binatang seperti  daging, produk susu dan telur. Kolesterol yang umumnya kita kenal yaitu HDL si “kolestrol baik” dan LDL si “kolesterol jahat”. HDL (High  Density Lipoprotein) merupakan kolesterol yang berguna untuk membuang kolesterol LDL yang menumpuk dalam sel yang kemudian dikembalikan ke hati dan dibuang dalam bentuk cairan empedu. Sedangkan LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat menempel pada pembuluh darah. Namun, perlu dipahami bahwa kolesterol itu tidak “baik” atau “buruk” lebih tepatnya adalah tergantung dari konsentrasi HDL dan LDL.

Makanan yang kita konumsi saat kurban nanti tidak bisa disangkal akan menaikan kadar kolesterol pada tubuh. Namun tidak perlu khawatir berlebihan dengan tidak menerima dan menolak untuk memakannya karena daging yang diperoleh saat kurban adalah rejeki yang tidak boleh kita tolak. Adapun cara untuk menghadapi “kolesterol” adalah :

1. Tidak mengkonsumsi jeroan berlebihan.

Pada bagian ini lemak jenuh akan lebih banyak dibandingkan dengan lemak jenuh pada daging. Selain itu kadar kolesterol yang terkandung pun cukup tinggi seperti kadar kolesterol pada jeroan kambing bisa mencapai 610 mg/10 gr. Hal ini cukup berbahaya jika dikonsumsi oleh seseorang yang memiliki kadar kolestrol lebih. Normalnya kadar kolesterol seseorang adalah kurang lebih 200 mg.

2. Konsumsi makanan yang mengandung serat 

Fungsi serat dalam menurunkan kadar kolesterol tubuh adalah dengan cara mengikat kolestrol dalam usus halus sebelum kolesterol itu diserap kembali di perbatasan usus halus-usus besar,sehingga pengikatan kolesterol itu akan mengakibatkan dikeluarkan dalam feces atau dengan kata lain memutus siklus perputaran kolesterol. Makanan yang mengandung serat seperti sayur (misal : wortel rebus, daun pepaya, brokloi, kangkung, buncis) dan buah-buahan (misal :strawberi, jambu biji, pear, sirsat,pepaya)

3. Konsumsi makanan yang mengandung Antioksidan 

Vitamin  A,C dan E merupakan salah satu antioksidan yang terdapat pada sayur dan buah. Antioksidan seperti vitamin C akan membantu memecah kolestrol menjadi asam dan garam empedu sehingga mudah untuk dikeluarkan di saluran pencernaan dalam feces. Contoh buah dan sayur yang mengandung antioksidan adalah jambu, jeruk , wortel dan brokoli.

4. Menghindari merokok dan minum alkohol 

Hal ini dapat memicu penumpukan kolesterol karena merokok dapat  mempengaruhi kolesterol HDL dan LDL yaitu menurunkan kolesterol HDL dan meningkatkan kolesterol LDL

5. Olahraga

Konsumsi yang berlebihan akan mempengaruhi berat badan. Lakukanlah olahraga untuk menjaga tetap ideal. Jika saat  Hari Raya Kurban konsumsi makan kita menjadi berlebihan dan tidak terkontrol , sebaiknya lakukanlah olahraga sebelum terjadi penambahan berat badan yang tidak di inginkan. Ternyata kegiatan “mengetik” selama satu jam dapat membakar 100 kalori sedangkan olahraga seperti jogging dengan kecepatan 7km/ jam bisa membakar sampai 400 kalori.

Kolesterol tidak selamanya membahayakan. Tubuh juga membutuhkan untuk membentuk membran sel, memproduksi hormon seks dan membentuk asam empedu. Kolesterol bukan hal yang ditakutkan karena kolesterol yang cukup juga sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Jadi , kita masih bisa mengkonsumsi makanan yang enak karena lemak tidak dilarang untuk dikonsumsi. bisa dikatakan pula bahwa Hari Raya Kurban adalah hari untuk menggizikan masyarakat.  Lemak tidak jahat , kolesterol-pun tidak akan berkhianat jika kita mengkonsumsi dalam jumlah yang cukup. Semoga bermanfaat.

Salam,

Listhia H Rahman


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun