Listhia, No 81
Gelap. Tidak ada yang bisa aku lihat. Hingga aku sadar, ketika lampu sorot itu menuju padaku.Silau.
“Silakan peserta selanjutnya, nomor 27 tunjukkan bakatmu!”
“Peserta?” batinku sembari menormalkan pupil yang mendapat serangan cahaya mendadak.
Pengelihatanku mulai terbiasa dengan keadaan ini dan di deretan terdepan terlihat tiga orang duduk berderetan di meja panjang. Mereka para jurinya. Salah satu orang perempuan yang duduk ditengah menyalakan microphone-nya. Rohana, penyanyi yang tidak diragukan kualitas suaranya.
“Ayo..kamu tunggu apa lagi,” katanya terselip semangat untukku yang masih linglung di atas panggung 16 x 7 meter ini.
“Baik,saya akan menyanyikan sebuah lagu dari Demi Lovato, Let it Go!”
Musikpun mulai diputar dan microphone di depanku mengajak untuk lebih dekat. Sepanjang musik sampai akhir, suaraku mendadak merdu, semua orang menikmatinya. Selangkah lagi label penyanyi terkenal seperti Rohana akan aku dapatkan. Musik berakhir, berganti riuh rendah suara tepuk tangan penonton didepanku. Aku membungkuk memberikan salam penghormatan dan lampu sorot itu kembali mengagetkan pupilku.
***
“Dok..tanda vital pasien sudah stabil !”, kata seseorang berbaju hijau operasi .
Tunggu,kali ini aku tidak berada di panggung, melainkan ruangan bercat putih dengan lampu mengantung begitu dekat. Di depanku bukan lagi para juri melainkan pasien yang butuh dioperasi.