“..Kemanapun daku pergi, bayang-bayangmu mengejar. Bersembunyi dimanapun, slalu engkau temukan..Aku merasa letih dan ingin sendiri..”- Aku Ingin Pulang
Saat aku menulis ini aku ditemani lagu itu. Lagu dari penyanyi yang kau suka dan tak pernah alfa dari daftar playlistmu . Ebiet G Ade. Ya, tiap aku mendengarkan suara laki-laki itu dari speaker laptopku aku selalu teringat denganmu. Tulisan ini adalah tulisan yang kesekian tentangmu. Bahan tulisan yang tak pernah habis dibahas. Bapak.
***
Kalender di handphoneku menunjukan tanggal 3 Februari. Hari spesialmu ya pak? Maaf, sempat terlupa kalau saja kau tak mengatakan dalam pesanmu kemarin : Kapan pulang? Besok Bapak mau nraktir. Seketika itu aku baru benar-benar tersadar. Hari ini Ulang Tahunmu. Dan hari ini aku putuskan untuk pulang , mencium tanganmu dan berkata :
Selamat ulang tahun, Bapak. Meski waktu terus bertambah tinggi. Cintaku padamu tak akan menua.
Kepada Bapak yang berulang tahun, kata-kata ku sengajakan untuk berderet rapi untuk memujamu. Ya, di hari yang membuat usiamu bertambah satu aku mengabadikanmu melalui tulisan yang mungkin tak sempurna. Hanya sepersekian dari perwakilan perasaan. Karena perasaan cinta untukmu tak pernah terjangkau dengan kata-kata apapun kecuali perasaan itu sendiri.
Bagiku, Bapak adalah...
Cinta pertama anak perempuannya
Ada seseorang laki-laki yang sudah mendoakanmu sejak kau masih embrio sampai terlahir seperti sekarang ini. Dialah Ayahmu.
Terima kasih Bapak, kau tak henti-hentinya dan tiada putus untuk mendoakanku dalam tiap doamu. Bagiku doa yang keluar dari bibirmu adalah japa mantra paling mujarab selain doa Ibu. Kelak, seorang laki-laki akan meminta restumu untuk membuatku jadi miliknya. Namun, bagiku kau tetap cinta pertama yang tak terganti.