"Listhiaaaa...ada paketan!!"
Begitulah kalimat yang cukup populer saya dapatkan dari Bapak atau Ibu Kos dan juga teman satu kosan. Apalagi kalau bukan paketan barang hasil belanja di online shop. Bahkan sesekali, saya menemukan sudah mendarat di depan kamar saya, entah siapa yang meletakkan , mungkin mbak kos, karena memang saya sering tak berada di tempat dan menerima langsung paket-paketan tersebut.
Apa-apa memang lebih suka saya dapat dari online. Dari baju, celana, sepatu,tas,kosmetik, softlens sampai rambut palsu? haha.Ya, Syukurlah kebanyakan pernah sampai di tempat kos dengan selamat.
Mengenal Sejak Empat Tahun yang Lalu
Belanja di toko online (online shop) mulai saya kenal sejak empat tahun silam, atau tepat dimana saya resmi menyandang predikat baru menjadi seorang mahasiswa. Pun saya masih ingat betul, waktu itu adalah zaman dimana saya masih menggunakan Blackberry (BB).
Berawal dari seorang teman di kampus yang meng-invite saya pada BBM Grup Online Shop-nya, saya pun mulai banyak tergoda. Apalagi waktu itu teman sekampus pintar mencari celah yaitu dengan menjual kemeja/blouse , rok-rok lucu dan maxi dress, yang mana memang menjadi model baju wajib dimana tempat kuliah saya tempuh.
Karena penjual adalah teman saya sendiri, jadilah proses pembayarannya tidak perlu transfer dan tanpa ada tambahan bayaran ongkir lagi. Bayar dimuka dengan tunai dan ketika barang sudah sampai. Tapi ada juga minusnya, saya kadang lupa bawa uang cash dan tidak selalu ketemu di kampus.
Dari Pembeli, Lalu Menjadi Penjual
Makin kesini, saya jadi tertarik untuk terjun saja di dunia online shop, bukan menjadi pembeli melulu tetapi menjadi penjualnya.Apalagi ketika datang penawaran dari teman, “Kamu ikut jualan aja, jadi reseller?”. Selain nanti akan mendapat harga khusus yang lebih murah, juga bisa sambil belajar berbisnis, dan secara tidak langsung juga menjadi rem saya agar tidak tergoda membelinya untuk diri sendiri. Semoga.
Penghasilannya memang tidak besar, karena saya hanya mengambil keuntungan 10-20 ribu saja. Tetapi lumayan buat jadi tabungan untuk beli kuota. Karena kegiatan positif, dukungan dari orang tua saya kantongi dengan mudah. Bahkan Bapak memberikan modal untuk dasaran.
Barang Tidak Sesuai Sampai Kena Tipu, Uang Raib Apalagi Barangnya Tak Pernah Sampai