Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kereta Api Mengantarku dan Rinduku yang Bertumpuk-tumpuk

20 Maret 2025   21:33 Diperbarui: 20 Maret 2025   22:03 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri | statsiun terdekat dari kota tujuan

Ada yang dibawa kereta selain penumpang dan koper-koper itu, yaitu tumpukan rindu.

Mudik menjadi salah satu warna yang memperindah ramadan dan lebaran. Sebagian orang yang menjadi jauh mengusahakan untuk bisa ke rumah bertemu keluarga. Momen langka yang harus dirayakan dengan pulang.

Ada banyak cara ditempuh orang untuk mudik. Mulai dari berkendara dengan kendaraan sendiri, sampai memilih transportasi umum seperti bus, kereta, atau pesawat terbang. Semuanya dipilih sesuai situasi dan kondisi. Ada yang lebih senang berkendara ini, ada juga yang itu. Akan tetapi tujuannya sebenarnya sama-sama ingin selamat sampai tujuan, sampai di titik nol rindu bermuara.

Kereta Api yang Mengantarku

Sebagai seorang perantau antar provinsi, mudik lebaran adalah kewajiban. Oleh karena itu, menyiapkan jauh-jauh hari adalah pasti. Apalagi saya tidak sendiri, yang menjadi ingin mudik hampir semua orang yang menjadi jauh.

Sebelum datang bulan ramadan. saya sudah mulai berencana. Apakah akan dengan bus atau kereta? Semuanya saya pikir di awal agar bisa merancang anggaran yang paling masuk akal. Ya, sudah jadi rahasia umum bahwa semakin dekat lebaran, semakin tinggi harga tiket yang dibeli. Seingat saya dulu hampir dua kalinya waktu tahun lalu.

Saya tidak berpikir sendiri. Untuk memperluas pandangan, saya lempar diskusi di grup keluarga tentang pilihan yang terbaik. Pilihannya seperti ini:

Satu, dengan bus, berangkat malam (sayang waktunya belum tentu, tergantung kondisi jalan), harga hampir 500 ribuan, sampai kota tujuan (tidak ada biaya tambahan). Jadi, sstimasi 500 ribuan dengan durasi waktu di jalan tidak bisa dipastikan, tapi turun langsung sampai.

Dua, dengan kereta, berangkat pagi (seperti yang tertera di aplikasi), harga 300 ribuan, turun stasiun terdekat, lanjut ke kota tujuan (ada biaya tambahan travel seharga 90 ribuan). Estimasi 400 ribuan dengan durasi waktu di jalan 7 jam, tapi dua kali harus naik kendaraan.

Lalu terpilihlah secara musyawarah mufakat: kereta api yang mengantarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun