Faktor langsung terjadinya stunting adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Dilihat dari tema yang diusung tahun ini, sangat jelas bahwa faktor langsung yang ingin ditekankan. Apalagi melihat data konsumsi protein per kapita yang diketahui belum mencapai standar, dan dikatakan cukup rendah untuk protein hewani,
Seperti namanya, protein hewani adalah sumber protein yang berasal dari hewan. Contoh protein hewani adalah daging, susu, ikan, dan telur. Jika dibandingkan negara di dunia, Indonesia memang masih berada di level rendah untuk konsumsi telur, daging, susu dan olahannya.
Protein hewani juga telah terbukti dalam penurunan stunting. Jadi tidaklah heran jika kemudian Hari Gizi Nasional tahun 2023 mengangkatnya sebagai isu penting. Kenapa harus protein hewani? Karena protein jenis ini memiliki asam amino esensial (tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh) lebih lengkap jika dibandingkan dengan protein nabati/berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Tidak hanya penyebab yang berlangsung lama/kronis, pun dampak stunting juga bisa berkepanjangan. Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tetapi juga kecerdasan. Selain itu dampak negatif yang perlu diwaspadai adalah keterbelakangan mental, risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi sampai obesitas.
Adakah Protein Hewani di Setiap Piring Makanmu?
Dengan slogan "Protein hewani setiap makan" dan "Isi piringku kaya protein" menunjukkan bahwa mari bersama-sama untuk tidak melupakan sumber protein hewani dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bagi calon Ibu yang kelak mengandung dan melahirkan generasi masa depan dan anak-anak balita kita yang kini masih harus berhadapan dengan masalah stunting.
Tidak perlu harus wagyu, cukup yang bisa ditemukan di warung/pasar di sekitarmu.
Jadi protein hewani apa yang paling kamu sukai nih?
Selamat Hari Gizi Nasional!!!!
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H