Hasilnya?
Dari pertanyaan om Deddy soal sekurus apa yang harus dicapai seorang model, Galagea mencoba mendeskripiskan dirinya sendiri.
Galagea dengan tinggi badan 176/177cm, berat 50 kg. Pengukuran tidak melihat massa tulang, berat lemak, massa air. Alias tidak peduli soal komposisi tubuh.
"Yang penting timbangannya. Tinggi segini, berat segini," kata Galagea.
Menjadi Cantik Tanpa Kurang Gizi
Mari menganalisis apa yang terjadi pada Galagea.
Dari data yang didapat, data tinggi badan dan berat badan bisa diambil untuk menilai status gizi saat itu. Dengan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT), diperoleh hasil 15,97 kg/m2. Yang artinya berada di katergori underweight/kurus. Normal berada direntang 18,5-24.99 kg/m2. Bayangkan sekurus apa?
Lanjut dibagian konsumsi kapas. Kapas bukanlah makanan. Bukan sesuatu yang mengandung zat gizi. Ada istilah dalam dunia gizi yang disebut dengan pica.
Pica adalah kondisi gangguan makan yang mengakibatkan seseorang berkeinginan untuk makan sesuatu yang bukan makanan termasuk kapas. Ini yang dikhawatirkan jika terus dilakukan akibatnya berdampak pada rasa candu. Jika berlangsung lama, kondisinya tentu bisa menyebabkan terjadinya kurang gizi.
Dilaporkan dari https://www.hsph.harvard.edu/, 81 persen model diketahu memiliki IMT kategori underweight/kurus dan mereka mengaku mendapatkan tekanan dari agensi untuk menurunkan berat badan. Para model juga diancam tidak akan mendapatkan pekerjaan sampai mereka telah menurunkan berat badan yang diinginkan agensi.
Yang makin mengkhawatirkan, kebanyakan para model adalah remaja dan dewasa muda di mana dampak negatifnya dapat berlanjut di kemudian hari.
Bukan keinginan sang model untuk menjadi kurang gizi. Faktor eksternal seperti lingkungan pekerjaan, termasuk tuntutan agensi menjadi pemicunya. Jika tuntutan menurunkan berat badan yang diharuskan sudah tidak masuk akal, maka cara yang ditempuh untuk mendapatkannya pun tidak lagi di jalur normal.