Selalu ada sisi lain yang bisa kita lihat.
Minyak goreng langka menjadi topik yang terus dibicarakan, terutama bagi kalangan emak-emak. Sebagai seorang "chef" di dapurnya masing-masing, emak-emak merasa was-was karena bahan yang menjadi salah satu kunci sukses mengolah makanan mereka jadi tak mudah lagi didapatkan seperti sebelumnya.
Tidak hanya emak-emak, banyak pihak yang menjadi berdampak dari susahnya minyak hari ini. Seperti pedagang yang mengolah makanannya dengan cara digoreng. Ya, seperti penjual gorengan. Mereka pasti akan menjerit.
Berita yang saya baca pun mengatakan bahwa gorengan sangat mungkin mengalami kenaikan harga untuk menutup biaya produksi dari bahan minyak yang melejit. Sudah siap?
Minyak Goreng yang Langka dan Cara Menghadapinya
Jangan-jangan memang preferensi kita terhadap makanan yang digoreng sebegitu tinggi. Hal yang kemudian membuat kita menjadi merasa terusik ketika minyak yang menjadi bahan untuk mengolahnya menjadi harus dicari dengan usaha dan dana yang melebihi biasanya.
Mengolah bahan makanan yang direndam minyak goreng memang tidak pernah gagal. Teksturnya yang menjadi renyah, warna yang cantik, rasa yang menggoda, ditambah dengan pengolahannya yang tidak ribet, membuat keberadaan minyak goreng bak salah satu anggota keluarga tanpa perlu ditulis di KK (kartu keluarga). Eh, lebay ye. HAHAHA.
Sebenarnya menggoreng bukan satu-satunya teknik dalam mengolah bahan makanan. Ada beberapa teknik pengolahan bahan makanan yang sebenarnya bisa kita mulai biasakan di tengah harga minyak yang tidak lagi bersahabat.
Teknik pengolahan bahan makanan tersebut diantaranya adalah merebus dan mengukus yang tidak perlu lagi menghadirkan minyak. Atau mengungkep dengan sedikit air?
Jika ingin menghadirkan minyak goreng, ada teknik menumis dimana pemasakan dilakukan dengan sedikit minyak. Lawan dari deep frying yang menggunakan minyak yang banyak.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!