Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Kembali Disentuh Hatinya Lewat Lagu-lagu Tulus

8 Maret 2022   20:47 Diperbarui: 9 Maret 2022   06:17 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Begitulah saya kalau sudah bucin dengan lagu, saya putar terus-terusan sampai yang bosan yang ada di sekitar saya, mungkin. Itulah saya."

Tulus memang sudah jagonya meramu diksi di lagu-lagunya. Saya tidak bisa menyangkalnya. Semua lagu di album barunya pun dibuat oleh Tulus, lirik-liriknya.

Kukira kita akan bersama 
Begitu banyak yang sama 
Latarmu dan latarku 
Kukira tak kan ada kendala 

Kukira ini kan mudah 
Kau aku jadi kita 
Kukira kita akan bersama 
Hati-hati di jalan

Itulah sepenggal lirik lagu "Hati-hati di Jalan" yang saya pikir bukan saya saja yang galau, tapi satu Indonesia. Ah iya, yang baru saja temui ternyata sudah berhasil masuk Chart Global Spotify. Keren amat!

Jika dihubung-hubungkan, "Hati-hati di Jalan" sebenarnya mirip dengan fiksi terakhir yang saya buat. Begini penggalan yang saya punya:

Jika arah kembali berlawanan, kita lanjutkan perjalanan. Masing-masing (dari Judul Fiksi: Akhiri Februari, 28022022)

Berkisah tentang yang pernah dipertemukan di satu titik, tapi pada akhirnya harus melanjutkan sendiri-sendiri lagi. Pada akhirnya ya "hati-hati di jalan" yang menjadi akhir cerita. Lagu Tulus dan fiksi yang saya buat adalah soal cerita yang klise. 

Kembali lagi pada karya Tulus, melalui tulisan ini saya mengucapkan "Terima kasih dan teruslah berkarya!" 

...dan Tulus berhasil menyalakan kenangan-kenangan yang seharusnya dipadamkan atau memang sebenarnya tidak bisa dipadamkan?

Salam,

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun